Home » Pendidikan » Klasifikasi Makhluk Hidup dalam Biologi, Tujuan dan Sistemnya

Klasifikasi Makhluk Hidup dalam Biologi, Tujuan dan Sistemnya

Iuwashplus.or.id Organisme yang ada di dunia ini dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-cirinya yang dikenal dengan istilah klasifikasi makhluk hidup. Pengelompokan tersebut sudah ada sejak dulu, namun hanya terbagi menjadi dua jenis, yaitu hewan dan tumbuhan. Nah, manusia digolongkan sebagai hewan (animalia).

Struktur biologis yang ada di dalam tubuh makhluk hidup akan merespon berbagai perubahan lingkungan. Hal ini disebabkan karena di dalam tubuhnya terdapat organisasi biokimia yang kompleks dan mampu memproses zat-zat tertentu untuk merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Oleh karena itu, dalam pelajaran biologi diperkenalkan materi klasifikasi untuk berbagai jenis makhluk hidup. Tujuannya adalah lebih mudah untuk mempelajari ciri-ciri dan mengetahui hubungan kekerabatan antara satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya.

“Alam semesta adalah buku yang tak terbatas, dan manusia yang tidak belajar dari padanya hanya membaca satu halaman.”Saint Augustine

Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup

Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup

Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya disebut dengan klasifikasi. Pada zaman dahulu, para ilmuwan biologi menggunakan klasifikasi untuk mengelompokkan hewan dan tumbuhan yang memiliki struktur yang sama kemudian dipasangkan.

Cara tersebut diusulkan pertama kali oleh John Ray dari Inggris. Lalu, disempurnakan oleh seorang ahli Botani dari Swedia yang bernama Carl Von Linne (1707-1778). Dengan demikian, klasifikasi didefinisikan sebagai pengkategorian makhluk hidup ke dalam unit atau golongan tertentu.

Golongan-golongan tersebut disusun berdasarkan hierarli (tingkatannya), mulai dari kecil hingga besar. Cabang ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan makhluk hidup ke dalam suatu golongan dikenal sebagai sistematik (taksonomi).

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Membran Sel Di Manusia, Hewan, Tumbuhan

Tujuan Klasifikasi

Tujuan Klasifikasi

Setiap makhluk hidup memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan organisme lain. Mulai dari cara hidup, makan, tumbuh, berkembang biak, dan lain sebagainya.

Terdapat beberapa tujuan dilakukannya klasifikasi pada setiap makhluk hidup, diantaranya sebagai berikut.

1. Memudahkan Proses Mempelajari Makhluk Hidup

Mengelompokkan makhluk hidup dapat membantu untuk mempelajari ciri-cirinya. Anda akan mendapatkan berbagai informasi dari organisme tersebut, seperti bentuk tubuh, warna, cara melindungi diri, berkembang biak, mencari makanan, melawan musuh, dan masih banyak lagi.

Dengan demikian, jika menemukan makhluk hidup dengan ciri-ciri yang sama, maka akan mudah untuk menggolongkannya dalam satu kelompok. Jadi, semakin banyak organisme yang dipelajari, maka proses klasifikasinya juga akan semakin mudah.

2. Mengetahui Hubungan Kekerabatan

Klasifikasi berdasarkan tingkat takson yang dijelaskan oleh Linnaeus akan membantu Anda untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.

Organisme yang menunjukkan kesamaan ciri atau dapat digolongkan dalam satu takson yang sama, begitupun sebaliknya.

3. Membedakan Setiap Makhluk Hidup

Makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang biak sehingga menjadi banyak. Dengan klasifikasi, Anda dapat membedakan jenis makhluk hidup satu dengan makhluk hidup lainnya.

Misalnya, monyet memiliki bentuk yang mirip dengan kera, namun sebenarnya nama ilmiah keduanya berbeda.

4. Menyederhanakan Objek Penelitian

Jumlah makhluk hidup yang ada di bumi adalah jutaan bahkan ratusan juta. Untuk mempelajari semuanya secara keseluruhan tentu akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, dilakukan klasifikasi dengan sehingga objek penelitian menjadi jauh lebih sederhana.

Baca Juga  Teks Biografi Adalah: Pengertian, Ciri, Struktur dan Contohnya

Caranya dengan mengelompokkan organisme yang memiliki ciri khas yang sama. Setelah itu, mengambil sebagian kecil dari kelompok sebagai sampel dalam objek penelitian. Nah, dari sampel tersebut, Anda dapat memperoleh banyak informasi terkait organisme yang sedang diteliti.

5. Memberi Nama

Seiring berjalannya waktu, spesies-spesies baru banyak bermunculan dan perlu untuk dipelajari.

Untuk bisa memberi nama pada spesies tersebut, dibutuhkan klasifikasi dengan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang sama. Setelah itu, pemberian nama ilmiah dapat dilakukan.

Baca Juga: Sistem Pencernaan Manusia: Arti, Organ, Enzim & Cara Menjaga

Jenis-Jenis Klasifikasi

Jenis-Jenis Klasifikasi

Klasifikasi makhluk hidup secara umum dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu sistem alami, filogenetik, dan sistem buatan.

Ketiga sistem tersebut memiliki parameter pengelompokan yang berbeda-beda dan menghasilkan klasifikasi yang berbeda pula. Adapun uraian terkait jenis klasifikasi seperti berikut.

1. Sistem Alami

Klasifikasi yang pertama dan banyak digunakan sejak dulu adalah sistem alami. Sistem ini mengamati makluk hidup berdasarkan persamaan bentuknya (morfologi). Misalnya, Anda sedang mengamati anjing, harimau, kucing, kuda, serta sapi.

Berdasarkan bentuk, kelima hewan tersebut memiliki jumlah kaki yang sama, yaitu empat. Oleh karena itu, dapat dikategorikan sebagai kelompok hewan berkaki empat. Sistem klasifikasi seperti ini akan membentuk kelompok-kelompok organisme secara alami.

Tokoh yang pertama kali memperkenalkan sistem ini kepada banyak orang adalah Aristotele, seorang ilmuwan Yunani pada tahun 350 M. Saat itu, beliau membagi makhluk hidup yang diamati ke dalam 2 dunia (kingdom), yaitu tumbuhan dan hewan.

Selanjutnya, jenis hewan akan dikelompokkan kembali berdasarkan perilaku dan habitatnya. Sementara itu, tumbuhan dikelompokkan berdasarkan struktur dan ukurannya. Jadi, klasifikasi sistem alami hanya mengenal 2 jenis makhluk hidup secara garis besar, yaitu tumbuhan dan hewan.

2. Sistem Buatan

Dibandingkan dengan sistem alami, klasifikasi dari Carl Von Linnea atau Carolus Linnaeus tergolong lebih sempurna, baik, dan mudah untuk dipahami. Ahli botani yang mendapat julukan sebagai “Bapak Taksonomi” tersebut mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan struktur tubuhnya.

Beliau akan mengamati apakah terdapat persamaan atau perbedaan struktur tubuh dari setiap makhluk hidup yang diteliti. Struktur tubuh tersebut mencakup bagian dalam maupun bagian luarnya sehingga penggolongannya lebih objektif. Jika ditemukan persamaan, maka dimasukkan dalam satu kelompok.

Adapun jika berbeda, maka digolongkan ke dalam kelompok lainnya. Setiap golongan makhluk hidup tersebut akan diberikan istilah tertentu berdasarkan tingkatan klasifikasinya, dengan melihat banyaknya persamaan ciri yang dimiliki.

3. Sistem Filogenetik

Sejak munculnya teori evolusi yang dibawa oleh Lamarck dan Darwin, klasifikasi sistem filogenetik pun mulai diperkenalkan pada dunia. Sistem klasifikasi ini didasarkan pada hubungan kekerabatan yang ada pada setiap makhluk hidup dan disesuaikan dengan proses evolusinya.

Jadi, organisme yang memiliki bentuk yang tidak sama pun dapat dikategorikan sebagai satu kelompok jika memiliki hubungan kekerabatan antara satu sama lain. Misalnya, ikan nila, ikan bandeng, ikan has, dan berbagai jenis lainnya memiliki morfologi yang tidak identik namun digolongkan sebagai ikan.

Baca Juga: Ciri Dan Perbedaan Hewan Vertebrata Dan Invertebrata Kelas 5 Sd

Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Pada tahun 1969, Robert H Whittaker mengemukakan cara pengelompokan setiap makhluk hidup ke dalam 5 kingdom utama.

Klasifikasi ini menjadi cara paling banyak digunakan dengan membagi organisme ke dalam kelompok tumbuhan, hewan, protista, monera, dan jamur.

1. Monera

Kelompok makhluk hidup dimana pada inti selnya belum terdapat membran inti atau prokariotik digolongkan ke dalam kingdom Monera. Meskipun tanpa membran inti, akan tetapi makhluk hidup tersebut memiliki asam inti yang disebut dengan Deoxy Ribonuclecleic Acid (DNA).

Baca Juga  Pengertian Buku Fiksi, Ciri-ciri, Struktur, dan Jenisnya Lengkap

Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup di Kingdom Monera yaitu:

  • Memiliki satu sel
  • Tidak memiliki selaput inti (prokariot)
  • Dapat membuat makanan sendiri (autotroph)
  • Dapat berpindah tempat atau bergerak

Kingdom Monera terbagi menjadi 2, yaitu Alga Biru dan Bakteri:

a. Alga Biru

Alga biru merupakan ganggang yang masuk dalam kingdom Monera, Divisio Cyanophyta. Ganggang ini memiliki bentuk seperti benang dan bersel tunggal. Strukur tubuhnya sangat sederhana karena intinya berupa selaput atau prokariotik.

Adapun cara perkembangbiakan dari alga biru adalah membelah diri. Organisme ini tidak membutuhkan bantuan untuk makan, karena mampu membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof) dengan memanfaatkan proses fotosintesis.

Dalam kehidupan sehari-hari, alga biru sudah banyak dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya Anabaena azollae yang diambil untuk dimanfaatkan sebagai pupuk. Selain itu, spirulina juga banyak digunakan sebagai bahan makanan yang memiliki banyak protein.

b. Bakteri

Bakteri merupakan sekelompok organisme yang tidak mempunyai membran inti sel. Makhluk hidup ini berukuran sangat kecil (mikroskopik) sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Bakteri masuk dalam domain prokariot dan berperan besar dalam kehidupan.

Cara organisme ini untuk berkembang biak adalah dengan membelah diri (konjugasi). Sebagian bakteri memiliki klorofil dan dapat melakukan fotosintesis, seperti bakteri hijau. Akan tetapi, terdapat beberapa jenis bakteri yang juga merugikan manusia, diantaranya:

  • Mikrobakterium tuberculosis (bakteri penyebab TBC)
  • Salmonella typhi (bakteri penyebab tifus)
  • Escherichia coli (membantu proses pembusukan sisa makanan dan hidup di usus besar manusia)
  • Bacillus anthracis (bakteri penyebab anthrax pada hewan ternak)
  • Rhizobium radicicola (membentuk bintil-bintil pada akar tanaman)

2. Protista

Protista merupakan sistem klasifikasi makhluk hidup yang memiliki satu atau banyak sel serta membran inti. Oleh karena itu, organisme ini bersifat eukariotik. Protista tidak termasuk dalam golongan tumbuhan maupun hewan, akan tetapi sifatnya hampir sama dengan tumbuhan, hewan, dan jamur.

Semua organisme eukariotik yang tidak termasuk tumbuhan atau hewan digolongkan ke dalam Protista. Organisme Protista yang terlihat seperti tumbuhan adalah ganggang (Algae). Mirip dengan hewan adalah Protozoa, serta yang mirip jamur adalah jamur air dan jamur lendir.

Umumnya, Protista hidup di dalam air, seperti plankton yang melekat di dasar danau, sungai, dan laut atau melayang-layang di dalam air. Organisme ini juga dapat hidup di dalam tempat-tempat yang lembab dan tanah, baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit.

Tidak hanya itu, Protista juga dapat hidup dengan cara bersimbiosis dengan makhluk hidup lain. Untuk melakukan respirasi, Protista menggunakan mitokondria dan memerlukan oksigen untuk bergerak sehingga bersifat aerobik.

Organisme yang termasuk dalam kelompok Protista memiliki silia atau flagela yang dapat berkembang secara seksual maupun aseksual. Saat berada dalam kondisi yang kurang baik, organisme ini dapat membentuk kistae. Umumnya, Protista dapat digolongkan menjadi 3 bagian secara taksonomis, yaitu:

a. Protista Mirip Hewan

Protista disebut mirip dengan hewan karena tidak dapat membuat makanannya sendiri karena tidka mengandung klorofil (bersifat heterotrof). Organisme ini memasukkan makanan melalui mulut pada membran sel. Misalnya, Flagellata (berbulu cambuk), Protozoa, dan Ciliata (berambut getar).

b. Protista Mirip Tumbuhan

Protista disebut mirip tumbuhan karena memiliki klorofil, dapat membuat makanan sendiri, dan melakukan fotosistesis dengan bantuan cahaya matahari. Misalnya, ganggang hijau (Chlorophyta), ganggang pirang (Chrysophhyta), ganggang api (Pyrhophyta), dan ganggang merah (Rhodophyta).

c. Protista Mirip Jamur

Protista yang mirip dengan jamur mencerna makanan di luar selnya, lalu sari-sari makanan tersebut diserap ke dalam tubuh. Misalnya, jamur lendir dan jamur air.

Baca Juga  Mobilitas Sosial Itu Apa? Ini Bentuk, Faktor, & Dampaknya Lengkap

3. Jamur (Fungi)

Makhluk hidup yang masuk dalam kelompok jamur adalah yang mendapatkan makanan dengan cara menguraikan organisme lain yang telah mati. Makhluk hidup ini memiliki spora, tidak memiliki klorofil, daun, batang, maupun akar. Jamur umumnya hidup di tempat lembab sebagai parasit atau saprofit.

Sebelum adanya metode molekuler dalam analisis filogenetik, jamur digolongkan dalam kelompok plantae. Hal ini disebabkan karena jamur (fungi) memiliki struktur morfologi dan tempat hidup yang hampir sama serta tidak dapat berpindah tempat.

Namun, dalam perkembangan klasifikasi makhluk hidup, jamur dikeluarkan dari Plantae dan memiliki kingdom tersendiri. Tubuh jamur tersusun dari benang-benang halus yang dikenal dengan hifa. Nah, berdasarkan bentuk hifa, fungi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut.

a. Jamur Ganggang

Jamur ganggang atau Pycomycetes umumnya terdapat pada tempe. Benang-benang halus yang terlihat pada makanan tersebut adalah cabang hifa (miselium). Jika tempe sudah lama dan membusuk, maka permukaannya termasuk tifa juga akan membusuk.

b. Jamur Benar

Eumycetes atau Jamur Benar adalah jamur yang memiliki bentuk hifa yang terlihat bersekat-sekat. Jamur ini dapat dibedakan berdasarkan alat perkembangbiakannya yaitu, askopora, basidiospora, zigospora, dan basidium

4. Tumbuhan (Plantae)

Golongan makhluk hidup yang bersel banyak dan dapat berfotosintesis adalah tumbuhan (Plantae). Kemampuan fotosintesis tersebut disebabkan karena didalam kloroplas terdapat klorofil. Jadi, klorofil memanfaatkan sinar matahari untuk membuat makanan sehingga tumbuhan dapat hidup.

Perbedaan klasifikasi makhluk hidup Plantae dengan organisme lain adalah yaitu struktur selnya. Dinding sel tumbuhan terbuat dari selulosa sehingga bersifat kaku dan tidak mudah patah. Kingdom Plantae terdiri atas 2 jenis, yaitu memiliki pembuluh (paku) dan tidak berpembuluh (lumut).

a. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku tidak memiliki bunga, namun memiliki batang, akar sejati, dan daun. Ciri khas dari tanaman itu yaitu daun muda yang menggulung dan pada permukaan bawah daun terdapat bintik-bintik berwarna coklat kehitaman yang dikenal sebagai sorus.

b. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Lumut adalah tumbuhan yang berwarna hijau dengan berukuran kecil maksimal 50 cm. Tumbuhan ini biasanya ditemukan di tanah, batu, pohon, maupun kayu. Lumut dapat tumbuh di berbagai tempat karena mengandung klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri.

c. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Seperti namanya, tumbuhan berbiji memiliki biji yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan yang didalamnya terdapat calon individu baru. Umumnya, tumbuhan berbiji hidup di darat, namun juga dapat mengapung di permukaan air, seperti teratai.

Tumbuhan ini juga disebut memiliki sifat fotoautotrof karena dapat membuat makanannya sendiri dengan memanfaatkan fotosintesis. Tumbuhan berbiji terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berbiji tertutup (Angiospermae) dan berbiji terbuka (Gymnospermae).

5. Hewan (Animalia)

Nah, klasifikasi makhluk hidup yang terakhir adalah kelompok hewan (Animalia). Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bertahan hidup dengan cara memakan makhluk hidup lainnya. Jika tumbuhan memiliki dinding sel, maka hewan tidak memiliki dinding sel.

Berdasarkan keberadaan tulang belakang, Animalia dikelompokkan menjadi:

a. Tidak Bertulang Belakang (Avertebrata)

Kelompok hewan yang tidak memiliki tulang punggung atau tulang belakang disebut dengan avertebrata. Morfologi hewan hewan ini tergolong lebih sederhana dan terdiri dari sistem peredaran darah dan sistem pernapasan. Adapun jenis hewan yang termasuk avertebrata, yaitu:

  • Hewan berongga (Coelenterata)
  • Hewan berpori (Porifera)
  • Hewan bertubuh lunak (Mollusca)
  • Cacing (Vermes)
  • Hewan berbuku-buku (Arthropoda)

b. Bertulang Belakang (Vertebrata)

Jenis hewan yang memiliki tulang punggung (tulang belakang) disebut sebagai vertebrata. Tubuh hewan ini terbagi atas 3 bagian, yaitu ekor, badan, serta kepala. Hewan yang termasuk dalam kelompok vertebrata yaitu Pisces (ikan), amfibi, reptil, mamalia, serta burung (aves).

Untuk memudahkan pengelompokan setiap organisme yang ada di muka bumi ini dilakukan klasifikasi makhluk hidup. Pada awalnya, klasifikasi hanya membedakan antara hewan dan tumbuhan. Kemudian berkembang menjadi 5 kingdom yaitu Plantae, Animalia, Protista, Monera, dan Fungsi.

Sumber Refrensi Artikel:

  • Laman Resmi Museum Zoologi Bogor
  • Jurnal Ilmiah “Biodiversitas”
  • Laman Pusat Penelitian Biologi-LIPI
  • “Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup” oleh Whittaker dan Margulis
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_biologis
  • Margulis, L., & Schwartz, K. V. (1998). “Five Kingdoms

Jangan sampai ketinggalan informasi terkini seputar teknologi dan tutorial terbaru dari Iuwashplus.or.id:

DMCA.com Protection Status