Iuwashplus.or.id – Dalam Islam, Allah tidak hanya memiliki satu nama saja. Melainkan ada 99 nama-nama indah lainnya yang terpatri dalam Asmaul Husna. Nama-nama itu ada untuk menunjukkan keagungan, kebaikan, dan cinta kasihnya. Salah satunya melalui Al Adlu yang berarti “Yang Maha Adil”.
Sebuah nama indah untuk menggambarkan keadilan Tuhan terhadap semua hal yang terjadi di dunia ini. Tanpa pandang bulu, tanpa pandang derajat. Semua ditempatkan oleh Tuhan sama rata. Bahkan setiap keadilannya selalu disertai dengan kasih sayang, baik itu beradab maupun buruk.
Contents
Arti Al Adlu dalam Asmaul Husna
Bacaan Al Adlu dalam bahasa arab:
الْعَدْلُ
Bacaan latinnya: “Al adlu“.
Artinya: “Yang Maha Adil”.
Dalam Asmaul Husna, Al Adlu merupakan nama ke-29 yang dimiliki oleh Allah SWT. Berasal dari kata ‘adala yang memiliki arti lurus dan sama. Kata lurus, mengandung makna orang yang selalu berjalan lurus, benar, dan jujur sesuai dengan kebaikan yang diajarkan oleh Al Quran.
Sementara kata sama setelahnya, mengandung makna sepadan, seimbang, sebanding, setara, dan tidak pilih kasih. Semua tidak ada yang diperlakukan secara beda, melainkan sama rata. Asmaul Husna ke-29 itulah yang mampu menunjukkan bahwa keadilan Allah itu sempurna.
Makna Al Adlu dalam Asmaul Husna
Meskipun melalui Asmaul Husna itu Allah telah menunjukkan keadilannya secara nyata, tetapi sayangnya beberapa orang masih merasa bahwa ia tidak diberikan kehidupan secara adil. Entah karena cita-citanya yang tidak tercapai, gagal mendapatkan sesuatu, hingga kehilangan orang tua.
Padahal, saat itu kita hanya melihat sepintas saja. Tanpa benar-benar menerapkan nama tersebut dalam kehidupan. Selain itu, kita juga belum bisa sepenuhnya ikhlas untuk menerima keadaan dan tidak bisa melihat sisi positif dari suatu kejadian yang tidak menyenangkan.
Nama Al Adlu yang dimiliki Allah itu, bukan hanya sekedar memiliki arti adil. Namun dari nama itu, kita bisa melihat bahwa keadilan Allah untuk semua manusia itu menempati posisi yang sama atau sederajat. Tidak dilihat dari banyaknya harta, jabatan, atau paras yang dimiliki.
Bahkan ukuran kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya diukur dari usaha mereka meningkatkan ketakwaan. Percuma saja jika banyak harta tetapi tidak digunakan untuk sedekah. Percuma saja memiliki paras cantik dan ganteng tapi tidak digunakan untuk banyak bertemu Allah.
Baca Juga: Urutan 99 Asmaul Husna Beserta Dalil-dalilnya
Hukum Keadilan Menurut Allah
Di mata Allah, semua manusia berhak diperlakukan seadil-adilnya. Mengingat setiap perbuatan yang kita lakukan bisa dilihat langsung oleh Allah. Baik itu sembunyi-sembunyi hingga tidak ada seorang pun yang bisa melihat atau secara terang-terangan di depan banyak mata manusia.
Pun keadilan ini juga berlaku bagi orang-orang yang berbuat maksiat atau dosa. Sesering apapun mereka melakukan ibadah atau kebaikan, jika masih melakukan perbuatan dosa atau maksiat ibadahnya tiada bernilai di mata Allah.
Setiap manusia di hadapan Allah kelak, berhak bertanggungjawab atas dirinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak ada yang namanya karma hingga dosa turunan. Sebab yang melakukan dosa dan maksiat tetap akan dihukum. Hukuman yang diberikan oleh Allah bukan sekadar hukuman.
Namun di dalamnya ada Rahmat atau kasih sayang yang bisa menggetarkan batin seorang hamba untuk bertaubat dan berbuat baik. Apabila taubatnya bisa diterapkan dalam amal perbuatan, Allah menjanjikan pahala untuknya. Bahkan Rahmat-Nya pun akan ditambah berlipat ganda.
Dalil dalam Al Quran
1. Al A’raf: 180
وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Wa lillaahil-asmaa’ul-husnaa fad’uuhu bihaa wa dzarulladziina yul-hiduuna fii asmaa’ih, sayujzauna maa kaanuu ya’maluun.
Artinya: “Dan Allah memiliki Asma’ul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma’ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al A’raf: 180)
2. An Nahl: 90
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Innallaaha ya’muru bil’adli wal ihsaani wa iitaaai dzilqurbaa wa yanhaa ‘anil fahsyaai wal mungkari wal baghyi ya’idzukum la’allakum tadzakkaruun.
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An Nahl: 90)
3. Al Ma’idah: 42
سَمَّٰعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّٰلُونَ لِلسُّحْتِ ۚ فَإِن جَآءُوكَ فَٱحْكُم بَيْنَهُمْ أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ ۖ وَإِن تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَن يَضُرُّوكَ شَيْـًٔا ۖ وَإِنْ حَكَمْتَ فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِٱلْقِسْطِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ
Sammaa’uuna lilkadzibi akkaaluuna lissuht, fainnjaaa uuka fahkum baynahum aua’rid ‘anhum, wa in tu’rid ‘anhum falayyadzrruuka syaiaa, wa inhakamta fahkum baynahum bilqisth, innallaaha yuhibbul muqsithiin.
Artinya: “Mereka sangat suka mendengar berita bohong, banyak memakan (makanan) yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (Muhammad untuk meminta putusan), maka berilah putusan di antara mereka atau berpalinglah dari mereka, dan jika engkau berpaling dari mereka maka mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Tetapi jika egkau memutuskan (perkara mereka), maka putuskanlah dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.” (QS. Al Ma’idah: 42).
4. Al An’am: 115
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Wa tammat kalimatu rabbika sidqaw wa’adlaa, laa mubaddila likalimaatih, wa huwas samii’ul ‘aliim
Artinya: “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (AlQuran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al An’am: 115).
Baca Juga: Al Maidah Ayat 48 Menjelaskan Tentang Apa? Ini Arti dan Tafsirnya
Penerapan Al Adlu dalam Kehidupan Sehari-Hari
Keadilan dalam nama Asmaul Husna Al Adlu bukan berarti hanya nama Allah. Namun kita juga harus bisa menaladaninya dan menerapkan keadilan itu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita tetap bisa berada di jalan kebaikan dan dihindarkan dari sifat serakah.
1. Al Adlu dapat Menjaga Lisan
Saat berbicara, sudah sepatutnya kita juga harus menjaga lisan. Mengatakan sesuatu hal yang sudah terbukti kebenarannya, berbicara dengan bahasa yang baik, dan tidak menyakiti orang lain. Melalui hal itu, kita telah berbuat adil terhadap orang-orang sekitar karena berbicara sesuai fakta.
2. Al Adlu dapat Menjaga Tingkah Laku
Selain itu, kita juga harus menjaga tingkah laku dengan sebaik-baiknya. Sebab bisa saja tanpa disangka-sangka, perilaku kita membuat orang lain iri hati, dendam, hingga sakit hati. Maka dari itu, bertingkahlah sewajarnya. Jangan terlalu dibuat-buat.
3. Mendahulukan Kepentingan Bersama
Ketika berada dalam suatu kelompok atau komunitas, setiap kepentingan untuk keberlanjutan sebuah kelompok juga harus didahulukan. Semendesak apapun kepentingan kita. Begitu juga dalam pengambilan keputusan yang tidak boleh didasarkan atas kepentingan pribadi.
Setiap pengambilan keputusan harus didasarkan untuk kemaslahatan bersama dan keberlanjutan kelompok atau komunitas. Mengingat apabila kita melakukan hal sebaliknya, itu berarti kita tidak menerapkan Al Adlu dengan sebenar-benarnya dan hanya menyalahi aturan Allah.
4. Memanfaatkan Waktu dengan Sebaik-Baiknya
Selain untuk kepentingan bersama, sifat Adil dari Asmaul Husna itu juga harus diterapkan untuk kebaikan diri sendiri. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Membagi waktu untuk belajar, bermain, bekerja, dan beribadah secara pas dan cukup.
5. Menghindari Rasa Marah dan Dendam
Ketika bersosialisasi dengan orang-orang sekitar, terkadang kita mudah terpancing amarah dengan hal-hal sepele. Bahkan buruknya lagi, hal tersebut bisa mendatangkan perasaan dendam yang tidak kita inginkan. Padahal, kita hanya sedang terpancing emosi dan tidak bisa mengendalikan diri.
Hingga akhirnya kita bisa marah atau menyalahkan orang lain yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan keberadaan amarah tersebut. Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus pandai-pandai mengatur dan meletakkan diri serta ego agar tidak mudah tersulut amarah.
Baca Juga: Arti Jazakallah Khairan Katsiran, Keutamaan & Cara Menjawabnya
Keutamaan Zikir Al Adlu
يَاعَدْلُ
Yaa adlu
Artinya: “Wahai Yang Maha Adil.”
Selain dipatenkan menjadi Nama Allah, Al Adlu juga bisa digunakan untuk berzikir sehari-hari. Namun pelafalan Al-nya diganti menjadi Ya, sehingga menjadi Ya Adl. Zikir tersebut bisa dibaca sebanyak 104 kali setiap selesai melaksanakan salat. Mengingat banyak keutamaan yang bisa didapatkan.
1. Dikaruniai Kepribadian Adil
Salah satunya adalah dikaruniai kepribadian adil kepada siapapun, sehingga kita tidak akan berbuat curang. Sebab keadilan tersebut sudah benar-benar melekat di dalam hati. Pun ketika berbuat curang, seketika kita akan merasa takut lebih dulu.
2. Diselamatkan dari Kehinaan
Ketika kita sudah mampu berbuat adil kepada siapapun, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bekerja, kita bisa diselamatkan dari kehinaan. Tentu hal tersebut datangnya hanya dari Allah melalui zikir-zikir yang dilantunkan setiap saat.
3. Memusnahkan Kekejaman
Selain itu, melalui zikir tersebut kita juga bisa memusnahkan kedzaliman yang dilakukan oleh orang-orang jahat. Meskipun begitu, ketidakadilan tidak akan terhapuskan ketika kita tidak melakukan sesuatu. Oleh karena itu, harus dibarengi dengan aksi nyata yang beradab.
Kesimpulan
Al Adlu merupakan salah satu nama yang dimiliki oleh Allah dan tertulis dalam Asmaul Husna bersama dengan 99 nama lainnya. Melalui nama tersebut, Allah menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki keadilan yang setara dan sama di hadapan-Nya.
Selain itu, nama tersebut juga harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Baik melalui aksi maupun zikir. Dengan begitu, Allah akan menurunkan kasih sayangnya kepada kita dan mengaruniai kepribadian yang adil agar terselamatkan dari sifat-sifat buruk dan serakah.
Baca Juga: Arti La Tahzan Innallaha Ma’ana, Tulisan Arab & Maknanya
Jangan sampai ketinggalan informasi terkini seputar teknologi dan tutorial terbaru dari Iuwashplus.or.id: