Iuwashplus.or.id – Break termasuk salah satu istilah gaul dalam bahasa Indonesia yang sebenarnya berasal dari bahasa Inggris. Jika diterjemahkan secara harfiah, break bermakna “istirahat”, “rusak”, “patah”, atau “pecah”. Istilah break memang punya arti yang cukup luas. Tapi dalam hubungan asmara, break artinya apa ya?
Ada yang mengartikan bahwa break berarti putus. Padahal sebenarnya, dua istilah ini punya definisi yang berbeda. Agar tidak salah sangka saat si dia mengatakan break, baca dulu penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Contents
Break Artinya Apa?
Jika dalam hal relationship atau hubungan asmara, kata “break” rupanya bermakna “istirahat”. Maksudnya adalah hubungan asmara antara kamu dan dia sedang dalam masa istirahat atau jeda sementara, yang durasi waktunya bisa sebentar atau lama.
Bisa saja break-nya hanya 1 minggu, 1 bulan, atau mungkin lebih lama tergantung pada beberapa faktor seperti salah satunya kesepakatan bersama. Nah, momen jeda ini tidak sama dengan akhir dari hubungan atau putus. Jadi ketika sedang break, maka kamu dan dia bukannya sudah putus ya.
Berita terkait: Apa Itu Strict Parents, Ciri-ciri dan Dampak Negatifnya untuk Anak
Penyebab Hubungan Break
Setiap hubungan tentunya tidak selalu bahagia dan semulus jalan tol, baik dengan teman, keluarga, atau pun pasangan. Saat hubungan sedang tidak baik-baik saja, bisa saja salah satu pihak meminta untuk break sejenak. Meski ada berbagai faktor penyebab, tapi berikut ini beberapa penyebab yang paling umum:
1. Bosan
Memang cukup klasik, tapi bosan memang kerap menjadi salah satu alasan mengapa seseorang meminta break dengan pasangannya. Biasanya, hubungan yang monoton lebih cepat menimbulkan rasa bosan.
Misalnya kamu dan dia jarang bertemu, tidak pernah mencoba aktivitas baru yang seru atau menantang, jarang pergi ke tempat-tempat baru, atau setiap hari hanya bertelepon tanpa tatap muka. Salah satu atau bahkan keduanya bisa merasa bosan jika hubungan asmara yang terjalin monoton seperti ini.
Tapi, ada pengecualian juga nih. Biasanya, rasa bosan akan lebih sedikit dirasakan oleh pasangan yang satu frekuensi. Misalnya kamu dan pasangan memang sama-sama introvert dan tidak suka bepergian, atau kalian merasa bahwa LDR lebih mengasyikkan, maka jarang bertemu bisa saja tidak merasa bosan.
2. Sering Bertengkar
Pepatah klasik mengatakan bahwa menyatukan dua kepala tidaklah mudah, dan hal ini memang benar adanya. Apalagi, jika kamu dan dia beda karakter seperti introvert dan extrovert, atau mungkin ada selisih usia yang cukup jauh.
Mungkin saat awal pendekatan, perbedaan semacam ini tidak tampak seperti masalah. Tapi jika sudah benar-benar bersama dalam waktu lama, maka perbedaan kecil sekalipun bisa menyebabkan pertengkaran dalam hubungan.
Contohnya, orang introvert lebih suka pergi berdua dengan pasangan daripada ramai-ramai dengan teman, sedangkan extrovert sebaliknya. Contoh lainnya, orang dengan usia 30an tahun biasanya sudah lebih bisa dewasa dan bijaksana, sementara kaum muda usia 20an lebih mudah untuk tersulut emosi.
3. Ada Masalah Eksternal
Selain masalah internal atau yang berasal dari kamu dan pasangan, hubungan juga bisa mendapat cobaan dari masalah eksternal.
Contohnya, kamu dan dia sudah satu frekuensi tapi orang tua salah satu pihak tidak merestui. Ketika orang tua terus menerus melayangkan protes atau keberatan terhadap hubungan kalian, biasanya akan menyebabkan rasa cemas, was-was, atau ketakutan.
Perasaan-perasaan seperti ini bisa mengganggu hubungan dan pada akhirnya akan ada salah satu pihak yang meminta momen istirahat untuk kembali memikirkan apakah hubungan tetap dilanjutkan atau tidak.
4. Terbongkar Sifat Aslinya
Saat di awal, mungkin saja si dia adalah sosok yang perhatian, sabar, dan pengertian. Biasanya semakin lama sebuah hubungan, maka akan semakin tampak pula nih sifat asli dari salah satu atau keduanya.
Setelah beberapa waktu berlalu, bisa saja orang yang sama rupanya memiliki sifat yang berbeda, misalnya menjadi kasar, mudah marah, egois, dan sebagainya.
Ketika sifat asli ini terbongkar, mungkin salah satu pihak akan butuh waktu untuk kembali memikirkan apakah dia orang yang tepat untuk masa depan atau bukan.
5. Sedang Bimbang
Bagi sebagian orang, tujuan akhir dari sebuah pacaran biasanya adalah pernikahan. Hubungan ini jauh lebih serius dan jangka waktunya lebih lama, yaitu seumur hidup.
Maka, sudah seharusnya jika setiap orang tidak boleh gegabah dalam menentukan siapa orang yang akan menjadi teman hidupnya hingga akhir hayat.
Mungkin, awalnya si dia sudah yakin dengan kamu, tapi seiring waktu bisa saja menjadi ragu dan membutuhkan ruang untuk kembali mempertimbangkan dengan mengatakan “kita break dulu”. Keraguan dan kebingungan ini bisa karena faktor internal, dan bisa juga dari faktor luar seperti hadirnya orang ketiga.
6. Rindu Kebebasan
Jarang bertemu bisa menimbulkan rasa bosan, tapi terlalu sering bertemu dan berkomunikasi juga bisa membuat bosan bagi sebagian pasangan. Nah, terkadang ada orang yang ketika sudah punya pasangan akan merasa rindu dengan masa-masa jomblonya.
Kerinduan ini akan mudah memuncak jika pasangannya adalah orang yang suka mengekang atau over posesif. Misalnya, sang pacar harus sering melapor setiap kali akan pergi dengan teman-temanya atau saat akan melakukan berbagai aktivitas lainnya.
Contoh lainnya adalah saat pasangan membatasi atau bahkan mengatur dengan siapa harus berteman, atau tidak boleh dengan lawan jenis. Ketika merasa terkekang sekaligus tertekan, seseorang akan merasa rindu dengan kebebasannya sebelum memiliki pacar, dan pada akhirnya akan meminta break.
7. Tidak Menarik Lagi
Alasan lain mengapa pasangan minta break bisa karena sudah tidak tertarik dengan kamu. Tapi jangan langsung merasa insecure ya, karena bisa saja penyebabnya bukan dari kamu tapi karena karakter pasangan yang memang sulit untuk berkomitmen hanya dengan satu orang.
8. Ingin Tahu Reaksi Kamu
Rasa minder atau insecure yang dimiliki oleh pasangan bisa jadi salah satu alasan kenapa dia ingin break. Jadi sebenarnya bukan karena dia ingin hubungan kalian berakhir, tapi sekedar ingin tahu seperti apa respon kamu. Jika kamu langsung setuju, dia bisa mengira bahwa kamu tidak begitu menginginkannya.
Berita terkait: Trust Issue: Tanda, Penyebab, Dan Cara Mengatasinya
Perbedaan Arti Break dan Putus
Supaya lebih jelas dan tidak menimbulkan salah paham, kamu bisa cek perbedaan break dan putus di bawah ini:
- Break artinya momen istirahat, sedangkan putus artinya sudah berakhir.
- Pada masa break, kamu dan dia tetap terikat dalam sebuah hubungan, tapi mungkin tidak bertemu atau saling komunikasi untuk beberapa saat. Sedangkan putus, bisanya kedua pihak sudah tidak lagi bertemu dan berkomunikasi.
- Time break artinya sebuah hubungan sedang berada di titik tengah, antara lanjut atau berakhir.
- Break memiliki jangka waktu, yang bisa dalam hitungan hari atau bulan, sedangkan putus tidak memiliki jangka waktu karena sudah berada di garis finish.
- Pacar minta break artinya belum ada kejelasan atau menggantung, sementara putus sudah jelas berakhir.
- Meski sedang momen istirahat, tapi kedua pihak tidak boleh berkhianat dengan menjalin hubungan bersama orang lain. Tapi jika sudah putus, maka kamu atau dia bisa memulai hubungan baru dengan orang lain.
Kesimpulannya, break artinya istirahat, bukan putus. Jadi, masih ada peluang untuk kamu dan dia bisa kembali bersama. Sebaiknya jangka waktu istirahat ini tidak terlalu lama karena bisa berdampak buruk pada hubungan, seperti memicu hadirnya orang ketiga.
Aktifkan notifikasi untuk berita dan artikel terbaru kami di Google News iuwashplus.or.id
Jangan sampai ketinggalan informasi terkini seputar teknologi dan tutorial terbaru dari Iuwashplus.or.id: