Home » Pendidikan » Jenis, Karakteristik, dan Fakta Unik Ular Piton Yang di Indonesia!

Jenis, Karakteristik, dan Fakta Unik Ular Piton Yang di Indonesia!

JAKARTA – Indonesia punya banyak sekali jenis ular yang bisa saja kita temui secara tak terduga. Salah satu yang cukup meresahkan para masyarakat tak lain adalah ular piton atau yang sering disebut juga dengan ular sanca. Hewan satu ini memiliki sebaran tempat tinggal yang luas di berbagai benua mulai dari Amerika, Afrika, Asia, hingga Australia.

Berasal dari famili Phytonida, ular ini sama sekali tidak memiliki bisa. Walau begitu tetap saja membahayakan bagi orang awam yang tidak tahu cara menanganinya. Apalagi ukurannya sangat panjang dan terbilang cukup berat sehingga bisa saja sewaktu-waktu melilit tubuh manusia jika tidak didampingi oleh orang yang sudah ahli.

Habitat dan Karakteristik Ular Piton

Habitat dan Karakteristik Ular Piton

Hewan melata satu ini kerap kali ditemukan di wilayah hutan hujan tropis, padang rumput bahkan di sungai sekalipun. Selain di Indonesia, penyebaran hewan ini juga ada di beberapa negara lain seperti Nepal, Sri Lanka, Tiongkok, India, Papua Nugini dan masih banyak lagi.

Dibandingkan dengan ular lain, pastinya piton juga punya ciri-ciri atau karakteristik tersendiri yang bisa Anda pelajari. Sebagai ular yang tidak memiliki bisa beracun, bukan berarti Anda bebas bermain dengan hewan tersebut secara sembarangan.

Hewan melata ini juga memiliki karakteristik di mana mereka tidak bisa mendengar atau melihat sekelilingnya, tapi mereka mempunyai kemampuan yang baik dalam mendeteksi suhu. Hewan ini bahkan bisa mendeteksi gerakan di sekitarnya dengan jelas sehingga jika di dekat piton Anda harus sangat waspada.

Gigi yang mereka gunakan untuk memakan mangsanya sangatlah tajam serta cenderung melengkung ke belakang. Sedangkan untuk jumlahnya sendiri ada kurang lebih 4 baris yang berada di bagian rahang atas dan 2 baris lagi di bagian rahang bawahnya. Biasanya mereka memakai gigi tersebut untuk menangkap mangsa dan barulah melilit tubuh si mangsa hingga kehabisan napas.

Baca Juga: Ular Tanah: Mengenal, Ciri, Habitat, Bahayanya dan Fakta

Fakta Unik Tentang Piton

Fakta Unik Tentang Piton

Ada berbagai macam informasi terkait dengan fakta unik reptil yang satu ini dan jika Anda tertarik, berikut penjelasannya!

  1. Jadi Hewan Peliharaan

Sebagian orang melihat bentuknya saja merasa takut karena terlihat sangat ganas meski tidak berbisa. Namun, tak sedikit juga yang justru sangat berani hingga menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Tentu saja untuk menjadikan piton sebagai hewan peliharaan juga tidak mudah karena Anda harus belajar tentang makanan, cara penanganan dan lain sebagainya.

Jenis ular yang seringkali dijadikan sebagai peliharaan biasanya adalah Ball Phyton. Hal ini karena Ball Phyton cenderung santai dan warnanya yang bervariasi membuat ular tersebut terlihat sangat cantik. Ditambah lagi dengan pola makannya yang simpel membuat pemilik tidak perlu repot dalam hal mengurus ular tersebut.

  1. Memakan Mangsa dengan Melilitnya

Bukan hal yang baru jika hewan satu ini memangsa buruannya dengan melilit tubuh mereka terlebih dahulu. Bahkan bukan hanya binatang, reptil ini juga bisa memangsa manusia karena ada beberapa yang ukuran tubuhnya sangatlah besar. Inilah yang membuatnya berbahaya dibandingkan jika piton memiliki bisa yang beracun.

Piton akan dengan mudah melilit mangsa sampai tidak bisa bernapas dan akhirnya terkulai lemas. Nah, di sinilah mereka akan membuka mulut lebar-lebar dan melahap mangsa tersebut bahkan tak jarang reptil tersebut mampu membuka mulut hingga melebihi diameter tubuhnya sendiri.

Di Indonesia sendiri ada beberapa kasus mengenai manusia yang dimangsa oleh ular tersebut. Kurang lebih panjang yang dimaksud saat itu sekitar 4 meter dan saat masyarakat menguliti ular dengan perut besar itu, mereka menemukan manusia di dalamnya.

  1. Meninggalkan Bayi Piton Setelah Telurnya Menetas

Satu fakta menarik tentang ular piton adalah bahwa mereka mengerami telur sendiri hingga telur tersebut menetas. Namun, hal itu tidak serta merta membuat piton bertahan dengan anak-anaknya, karena justru ketika bayi piton sudah lahir induknya akan meninggalkan bayi-bayi tersebut.

Akan tetapi itu bukan sebuah masalah yang besar, karena konon bayi piton yang baru menetas sekalipun mampu bertahan hidup sendiri dan mencari mangsanya selepas ditinggalkan oleh sang induk.

  1. Hidup Lebih Dari 40 Tahun Lamanya

Fakta piton yang satu ini mungkin mengejutkan bagi beberapa orang, tapi memang piton dapat bertahan hingga 40 tahun lamanya. Namun, ketika mereka hidup di alam liar, hal tersebut tidak bisa dipastikan karena ada banyak tantangan yang ada di alam. Beberapa ular piton yang hidup di alam liar ada yang sanggup bertahan hanya 20 tahun saja.

Baca Juga  Bahaya Ular Weling, Kenali Karakteristik, Habitat dan Mitos

Piton dapat hidup lebih lama apabila mereka mendapatkan perawatan yang baik dan benar. Hal ini bisa terlihat dari salah satu jenis piton yang ada di Kebun Binatang Philadelphia. Jenis Ball Phyton tersebut konon sudah hidup hingga 47 tahun. Kemudian ada pula yang di Kebun Binatang Saint Louis Zoo, Amerika Serikat di mana ular piton yang ada di sana sudah berusia sekitar 63 tahun.

  1. Dapat Menelan Mangsa Bulat-bulat

Terdengar sangat mengerikan, tapi itulah kenyataan yang ada pada ular ini. Piton mampu menelan mangsanya bulat-bulat karena asam yang ada di pencernaan reptil tersebut akan membantu untuk menguraikan apa yang mereka makan.

Ditambah lagi ligamen di sekitar mulut hewan itu sangatlah fleksibel, jadi tak heran jika mereka dapat membuka rahang selebar mungkin. Oleh karena itu, Anda harus bisa mempelajari pengetahuan tentang cara mengatasi ular ini apabila bertemu karena penanganannya sendiri tidak mudah.

  1. Green Three Phyton yang Berubah Warna

Salah satu jenis piton konon mampu mengubah warna sisiknya, tapi ini tak menjadikan hewan tersebut berarti memiliki kemampuan mimikri seperti yang terjadi pada bunglon. Berubah warna yang dimaksud ini terjadi ketika mereka bertambah usia. Biasanya justru ketika bayi Green Three Phyton ini berusia beberapa minggu sampai usianya mencapai 2 tahun.

Bayi ular ini warnanya sangatlah variabel, mereka bisa berwarna kuning lemon, merah bata atau bahkan cokelat. Seringnya ular ini juga mempunyai titik-titik biru atau bahkan putih yang ada pada bagian sisiknya.

  1. Gampang Jinak ke Semua Orang

Entah ini menjadi kelemahan atau kelebihan dari piton, akan tetapi satu fakta menarik lainnya dari hewan melata ini adalah perilakunya yang sekali bisa dijinakkan maka mereka akan jinak ke semua orang. Berbeda dengan hewan lainnya yang kadang hanya jinak dan menuruti sang majikan saja.

Tak heran jika Anda mungkin beberapa kali melihat banyak orang yang memegang ular piton tanpa rasa takut, karena memang sudah dijinakkan. Namun, tetap saja hewan mempunyai insting yang tidak bisa diremehkan sehingga Anda harus didampingi oleh profesional jika ingin merasakan sensasi berinteraksi dengan ular ini.

  1. Tidak Memakan Bangkai

Di atas telah dijelaskan bahwa piton sendiri mendeteksi mangsanya dari suhu tubuh karena kemampuan melihat dan mendengarnya cukup buruk. Sehingga hal ini membuat piton tidak akan memakan bangkai yang sudah berhari-hari, beda halnya jika mangsa tersebut baru saja pingsan atau mati.

Ular ini hanya melilit tubuh mangsanya untuk membuat mereka tidak berdaya hingga pingsan. Kemudian jika sudah begitu maka akan memudahkan piton untuk melahap mangsa tersebut dalam sekali telan. Nah, bangkai justru bisa jadi membuat mereka sakit sehingga tidak disarankan untuk diberikan pada reptil ini.

  1. Dapat Terus Bertambah Panjang

Piton memiliki kemampuan terus bertambah panjang. Beberapa yang sering diberitakan mungkin ukurannya hanya beberapa meter, tapi untuk jenis Reticulated Phyton ukuran panjangnya bahkan bisa mencapai belasan meter dan pastinya sangat berbahaya.

Jenis Ular Piton atau Sanca di Indonesia

Jenis Ular Piton atau Sanca di Indonesia

Piton memiliki beragam jenis, bahkan di Indonesia sendiri ada banyak jenisnya yang tersebar di berbagai daerah. Bisa jadi, setiap jenis mempunyai penanganan yang berbeda sehingga Anda harus mempelajari hal ini dengan baik. Adapun informasi terkait jenis-jenis yang dimaksud adalah sebagai berikut!

  1. Sanca Batik

Ular piton atau sanca yang sangat terkenal di Indonesia salah satunya adalah sanca batik. Disebut demikian karena memang corak sisiknya menyerupai batik dan keberadaannya tersebar di beberapa daerah seperti Maluku, Sumatera, Sulawesi, bahkan di beberapa wilayah Asia Tenggara. Sebagai jenis reptil terpanjang, ular ini bahkan ukurannya bisa mencapai kurang lebih 8 meter.

  1. Sanca Bulan

Jenis yang satu ini mempunyai nama latin Similia Boeleni, dan di tubuhnya mereka memilih corak sisik garis kuning vertikal yang hampir mirip dengan bulan. Dibanding sanca batik, jenis sanca bulan justru ukuran tubuhnya relatif kecil dan hanya sekitar 3 meter saja. Keberadaannya kerap ditemui di hutan pegunungan Papua.

  1. Sanca Hijau

Jenis berikutnya tak lain adalah sanca hijau, yang mana sesuai namanya mereka kerap kali ditemukan pada pepohonan karena warna hijau yang ada di tubuh mereka dapat mengelabui mangsa. Ular yang memilih nama latin Morea Viridis ini juga sering ditemukan di Papua.

  1. Sanca Darah

Jenis berikutnya jatuh kepada sanca darah, yang mungkin namanya terdengar sangat menyeramkan. Namun, hewan dengan nama latin Phyton Brongersmai ini disebut demikian karena warna sisiknya yang semerah darah. Keberadaannya lebih sering ditemukan di sekitar wilayah Sumatera dengan bentuk tubuh yang cukup gemuk dan panjang sekitar 3 meteran.

  1. Sanca Bondo

Phyton Bivittatus, merupakan nama latin dari sanca bondo atau dijuluki juga dengan sebutan phyton burma. Habitat asli dari ular ini berada di wilayah Jawa, Bali hingga Sumatera. Namun, fakta yang menyedihkan adalah bahwa sanca bondo cukup rentan dan kini susah untuk ditemukan. Hal ini karena banyak sekali oknum yang memperjual belikan ular tersebut demi diambil manfaatnya.

  1. Sanca Darah Hitam
Baca Juga  Wajib Tahu! Inilah Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok

Bernama latin Phyton Curtus, sanca darah hitam ini mempunyai warna sisik yang sesuai dengan namanya. Mereka kerap ditemukan di wilayah Sumatera dan kenyataan bahwa ular ini juga banyak diburu karena peminatnya sangatlah tinggi. Kulit dari ular ini memang sering sekali dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan tas atau bahkan sepatu.

  1. Sanca Cokelat

Fakta unik dari reptil yang satu ini adalah kenyataan bahwa warna sisiknya yang cokelat dapat bersinar apabila berada di bawah sinar matahari. Leiophyton Albertisii sebagai nama latinnya dan keberadaannya ada di kedalaman hutan Papua. Dibanding sanca bulan atau sanca darah, panjang hewan ini lebih pendek yakni sekitar 2,5 meter saja.

  1. Sanca Mata Putih

Liasis Sauvensis atau sanca mata putih, sama-sama kerap ditemukan di Papua dan dijuluki sebagai ular sanca terkecil di dunia. Hal ini karena ukurannya hanya sekitar 1,5 meteran dengan warna putih pada bagian matanya sesuai dengan julukan selama ini.

Sementara itu untuk makanannya, mereka menyesuaikan dengan ukuran tubuh di mana biasanya memangsa tikus atau hewan apapun yang berukuran sedang dan kecil.

  1. Sanca Pelangi

Tidak seperti namanya, warna kulit dari ular ini justru lebih ke arah cokelat. Julukan pelangi ini terbesit karena ketika terkena sinar matahari, bias dari tubuh hewan tersebut berwarna pelangi. Dengan nama latin Liasis Fuscus, mereka juga berada di wilayah pedalaman Papua.

Ular jenis ini memiliki tempat persembunyian biasanya di sekitaran sungai. Selain itu, Anda akan sulit membuktikan bias pelangi di tubuh mereka karena sanca pelangi seringnya aktif di malam hari saja.

  1. Sanca Permata

Morelia Amethistina yang dijuluki juga sebagai sanca permata memang memiliki keindahan tersebut pada tubuhnya. Sisiknya sendiri terang dan berkilau, dan habitat aslinya juga berada di wilayah Papua. Sanca jenis ini ukuran panjangnya sekitar 5 meter, tapi pernah juga ditemui yang ukurannya sekitar 8 meter.

Masih ada banyak sekali jenis sanca di Indonesia yang tidak bisa disebut satu per satu. Pada intinya adalah Anda harus senantiasa berhati-hati dan tahu cara menangani ular yang satu ini di kondisi tertentu.

Cara Mengatasi Gigitan Ular Sanca

Cara Mengatasi Gigitan Ular Sanca

Walau tidak berbisa, sanca tetap saja bisa menggigit dan jika tidak diatasi dengan tepat maka akan menimbulkan beberapa efek atau gejala pada tubuh. Sebab, pastinya terkandung banyak sekali bakteri pada mulut ular tersebut. Maka dari itu beberapa hal yang harus Anda lakukan ketika digigit ular piton atau sanca ini adalah sebagai berikut!

  1. Tetap Tenang dan Tidak Panik

Satu hal yang memperparah keadaan adalah ketika Anda panik. Memang panik adalah sesuatu yang refleks terjadi saat kita dalam bahaya, tapi ketika digigit ular maka Anda mesti mengendalikan diri dan tenang. Kalau bisa, segera menjauh dan pergi ke area yang aman setelah gigitan terlepas.

Anda juga harus mengetahui bentuk dari ular tersebut dan ciri-cirinya agar ketika proses pengobatan menjadi lebih mudah. Sebab, pihak medis sudah tahu ular jenis apa yang mengigit Anda.

  1. Area Gigitan Tetap di Bawah Jantung

Meskipun digigit oleh ular tidak berbisa, tapi setidaknya untuk keselamatan Anda harus tetap menjaga area gigitan berada di bawah jantung. Contohnya ketika ada di lengan, maka jangan sampai menyejajarkan lengan tersebut dengan dada.

Kemudian segera lepaskan barang-barang seperti aksesoris dan sejenisnya yang akan menghambat luka dan proses penanganan. Karena gigitan ular sendiri dapat menyebabkan bengkak dan tidak nyaman, jadi Anda harus memperhatikan hal tersebut.

  1. Melakukan Pertolongan Pertama

Saat belum pergi ke fasilitas kesehatan, maka Anda harus melakukan sejumlah pertolongan pertama untuk menjaga luka tersebut tidak kotor. Salah satunya dengan membalut dengan perban atau kasa agar terhindar dari debu dan semacamnya.

Kemudian jangan ikat bagian tubuh tertentu yang bisa berakibat fatal pada si pemilik luka. Anda juga tidak diperbolehkan mengompres, menyentuh langsung bahkan menyedot area gigitan karena itu sangat berbahaya. Dengan kata lain, cukup perban luka gigitan dengan sebersih dan sebaik mungkin kemudian segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

Ketika terkena gigitan reptil ini, maka satu hal yang harus Anda lakukan adalah jangan menariknya dengan sembarangan. Sebab, gigi ular piton cenderung melengkung yang menyebabkan luka gigitan terlihat seperti sobek dan bisa memperparah keadaan.

Itulah sejumlah informasi mengenai ular piton yang sebaiknya Anda pelajari agar bisa lebih berhati-hati dengan jenis reptil satu ini. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Mengenal Ciri Ular Kobra, Habitat dan Fakta Menariknya!

Faq

Kenapa ular piton tidak berbisa?

Ular piton tidak berbisa karena mereka termasuk dalam kelompok ular yang tidak memiliki kelenjar bisa atau taring berbisa. Sebagai gantinya, ular piton adalah ular yang melumpuhkan dan membunuh mangsanya dengan cara melilit dan mencekik.

Baca Juga  Ukuran Lapangan Bola Basket FIBA dan NBA Beserta Aturannya

Ular piton merupakan ular jenis konstriktor, yang artinya mereka merapatkan cengkeraman mereka di sekitar tubuh mangsa untuk membatasi aliran darah dan oksigen, sehingga mangsa akan kehilangan kesadaran dan akhirnya meninggal. Setelah mangsanya mati, ular piton akan melahapnya utuh.

Jadi, meskipun ular piton tidak berbisa, mereka tetap merupakan ular yang efektif dalam membunuh mangsa mereka, terutama melalui kekuatan dan teknik melilit yang mereka gunakan.

Mengapa ular piton mempunyai waktu tidur paling lama?

Sebenarnya, anggapan bahwa ular piton memiliki waktu tidur paling lama mungkin tidak sepenuhnya akurat. Waktu tidur atau istirahat pada ular bisa bervariasi tergantung pada banyak faktor seperti lingkungan, kondisi cuaca, dan lainnya. Namun, ada beberapa alasan mengapa ular piton, dan ular pada umumnya, tampak lebih sering tidur atau beristirahat daripada hewan lain.

  1. Metabolisme: Ular, termasuk ular piton, memiliki metabolisme yang lambat. Hal ini memungkinkan mereka untuk meluangkan lebih banyak waktu beristirahat dan tidur, karena mereka tidak memerlukan energi sebanyak hewan dengan metabolisme yang lebih cepat.
  2. Suhu tubuh: Ular merupakan hewan ectothermic, yang berarti mereka mengandalkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuh mereka. Ketika suhu lingkungan rendah, ular akan cenderung lebih lamban dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk beristirahat atau tidur.
  3. Pola makan: Ular piton, seperti kebanyakan ular, memiliki pola makan yang jarang. Mereka bisa melahap mangsa besar dan kemudian tidak perlu makan lagi selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Setelah makan, ular piton akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencerna makanannya, dan selama proses pencernaan ini, mereka akan beristirahat atau tidur.

Namun, perlu diingat bahwa ular juga memiliki periode aktif, terutama ketika mereka mencari makan atau mencari pasangan. Jadi, meskipun ular piton mungkin terlihat sering tidur atau beristirahat, mereka sebenarnya memiliki siklus aktif dan istirahat yang beragam.

Bagaimana cara ular piton memangsa manusia?

Meskipun kasus ular piton memangsa manusia sangat jarang terjadi, ada beberapa langkah yang biasanya diikuti oleh ular piton ketika menyerang dan memangsa mangsa yang lebih besar, termasuk manusia:

  1. Mendekati mangsa: Ular piton, seperti ular lainnya, menggunakan indra penciuman dan panas untuk mendeteksi keberadaan mangsa. Jika manusia tidak menyadari keberadaan ular, piton bisa mendekati dengan diam-diam.
  2. Menyerang: Ketika ular piton berada dalam jarak yang cukup dekat dengan mangsa, mereka akan melancarkan serangan cepat dengan membuka mulutnya lebar-lebar dan menancapkan giginya pada tubuh mangsa.
  3. Melilit: Setelah gigi piton menancap pada mangsa, ular akan segera melilitkan tubuhnya di sekitar tubuh mangsa. Proses melilit ini dimulai dari pangkal ekor dan bergerak menuju kepala ular, mengencangkan cengkeraman setiap kali mangsa menghembuskan nafas. Tujuannya adalah untuk membatasi aliran darah dan oksigen, sehingga mangsa kehilangan kesadaran dan akhirnya meninggal.
  4. Menelan: Setelah mangsa mati, ular piton akan melepaskan lilitannya dan mencari bagian yang paling mudah untuk dimulai menelan, biasanya bagian kepala. Dengan rahang yang sangat fleksibel dan elastis, ular piton mampu melahap mangsa yang lebih besar dari ukuran kepalanya.
  5. Pencernaan: Setelah menelan mangsa, ular piton akan mencari tempat yang aman dan tenang untuk mencerna makanannya. Proses pencernaan bisa memakan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada ukuran dan berat mangsa.

Meskipun demikian, insiden ular piton memangsa manusia sangat langka, dan kebanyakan ular piton lebih tertarik pada mangsa yang lebih kecil seperti tikus, burung, atau mamalia kecil lainnya.

Apa arti mimpi dikejar ular piton?

Mimpi dikejar ular piton bisa memiliki berbagai interpretasi, tergantung pada kepercayaan dan pandangan individu tentang mimpi. Dalam kebudayaan yang berbeda, ular memiliki simbolisme yang bervariasi. Berikut ini beberapa interpretasi umum dari mimpi dikejar ular piton:

  1. Ketakutan atau kecemasan: Ular piton yang mengejar Anda dalam mimpi mungkin merepresentasikan rasa takut atau kecemasan dalam kehidupan nyata. Hal ini bisa berkaitan dengan situasi yang mengancam atau mengintimidasi, seperti masalah pekerjaan, hubungan, atau keuangan.
  2. Perubahan atau transformasi: Dalam beberapa kebudayaan, ular melambangkan transformasi dan perubahan karena proses pergantian kulit mereka. Mimpi dikejar ular piton bisa menggambarkan perubahan besar yang akan datang dalam hidup Anda atau perasaan tidak nyaman yang muncul karena perubahan tersebut.
  3. Kebutuhan untuk menghadapi masalah: Mimpi dikejar oleh ular piton bisa menjadi simbol bahwa Anda perlu menghadapi masalah atau situasi yang telah Anda hindari. Mungkin ada tantangan atau konflik yang perlu Anda atasi untuk melanjutkan ke fase berikutnya dalam hidup Anda.
  4. Energi atau hasrat terpendam: Ular sering dikaitkan dengan energi dan hasrat dalam beberapa kebudayaan. Jadi, mimpi dikejar ular piton bisa menggambarkan energi atau hasrat yang terpendam dalam diri Anda yang perlu dikeluarkan atau diungkapkan.

Ingatlah bahwa interpretasi mimpi bersifat sangat subjektif dan tergantung pada konteks individu serta pengalaman hidup masing-masing. Jadi, Anda mungkin perlu merenungkan makna yang paling sesuai dengan situasi Anda saat mempertimbangkan interpretasi ini.

Jangan sampai ketinggalan informasi terkini seputar teknologi dan tutorial terbaru dari Iuwashplus.or.id:

DMCA.com Protection Status