Berdasarkan penuturan Kepala Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, dokter Sri Rejeki Amelia, pasien ISPA beberapa waktu terakhir cukup tinggi. Diduga penyebabnya karena polusi udara jakarta yang kian memburuk, apalagi tidak sedikit masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan tanpa menggunakan masker dalam jangka waktu lama.
Lebih lanjutnya, Dokter Sri juga menyebutkan bahwa bukan aktivitasnya yang dikurangi tetapi masyarakat harus mulai menerapkan PHBS. Istilah tersebut merupakan kepanjangan dari perilaku hidup bersih.
Contents
Mengenal Apa Itu ISPA dan Penyebab-penyebabnya Selain Polusi Udara

Berita mengenai polusi Udara Jakarta sedang menjadi perbincangan hangat karena disebut-sebut sebagai pemicu ISPA yang cukup berisiko.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA sendiri merupakan infeksi yang menyerang pada pernapasan baik atas maupun bawah. Umumnya, ISPA menyerang pada beberapa organ pernapasan mulai dari faring, hidung, laring, dan sinus.
Kondisi ini disebabkan oleh terjadinya infeksi virus ataupun bakteri yang tersebar melalui cairan tubuh penderita ataupun udara kotor. Adapun virus dan bakteri penyebab ISPA akan dijelaskan pada ulasan berikut:
Virus penyebab ISPA:
- Pneumokokus: Penyebab pneumonia dan meningitis
- Rhinovirus: Penyebab flu
- Virus Influenza: Penyebab menyebabkan flu
- Adenovirus: Penyebab bronkitis, pneumonia dan flu
- Virus Corona: Penyebab penyakit covid19
Bakteri penyebab ISPA:
- Staphylococcus aureus
- Streptococcus
- Haemophilus
- Mycoplasma pneumoniae
- Chlamydia
- Klebsiella pneumoniae
Gejala ISPA
Pada setiap orang gejala ISPA beragam tergantung penyebabnya. Bagi orang-orang yang tinggal di kota besar seperti halnya Jakarta, karena polusi udara Jakarta belum teratasi, sebaiknya waspadai gejala-gejala berikut:
- Mengalami batuk
- Suhu tubuh meningkat
- Nyeri di bagian kepala
- Sulit bernafas karena hidung tersumbat
- Tenggorokan terasa nyeri terutama saat digunakan untuk menelan
- Munculnya gejala sinusitis, seperti keluar ingus, demam, dan wajah nyeri
- Kulit berubah kebiruan karena kekurangan oksigen
Faktor Tingginya Kasus ISPA di Jakarta, Salah Satunya Akibat Polusi Udara Jakarta
Polusi udara Jakarta hingga kini masih menjadi persoalan yang belum ada solusi terbaiknya. Menurut penuturan dari Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, polusi udara kendaraan menyimbang sebanyak 40 persen buruknya udara di ibu kota Indonesia tersebut.
Selain akibat virus dan bakteri, ternyata ada faktor risiko yang membuat seseorang lebih mudah terserang ISPA. Mengenai apa saja itu, silakan mencari jawabannya di bawah ini:
1. Polusi Udara
Orang yang terlalu sering menghirup udara dengan kualitas buruk akan lebih berisiko mengalami ISPA. Hal itu karena pada udara yang tercemar terdapat zat-zat berbahaya yang akhirnya sistem pernapasan atas maupun bawah tidak dapat berfungsi normal seperti sebelumnya.
2. Perokok Aktif
Larangan merokok secara berlebihan memiliki tujuan besar untuk menjaga kesehatan. Selain kanker, penyakit yang tidak boleh diabaikan oleh para perokok adalah ISPA. Kabarnya, perokok cenderung lebih sulit sembuh dari penyakit pernapasan satu ini.
3. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
Sistem imun atau kekebalan tubuh merupakan sebuah sistem yang menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Ketika sistem tersebut melemah, misalnya karena penyakit tertentu atau cuaca, tubuh akan jauh lebih mudah terserang berbagai macam penyakit.
4. Memiliki Masalah pada Jantung dan Paru-paru
Seseorang yang bermasalah pada jantung dan paru-parunya sangat mudah terserang ISPA. Sebagai tindak pencegahan, usahakan selalu menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari pemicu-pemicu ISPA seperti halnya udara yang berkualitas buruk.
Cara Mencegah ISPA karena Polusi Udara Jakarta
Demi menghindari penyakit ISPA, masyarakat Jakarta dan sekitarnya diharapkan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. Ingin tahu apa saja itu? begini cara mencegah ISPA yang dipaparkan oleh dokter Sri Rejeki Amelia.
1. Mengonsumsi Makanan yang Kaya Nutrisi
Hindari terlalu sering makan junk food untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Sebaliknya, masyarakat sangat dianjurkan mengonsumsi buah dan sayur yang kaya akan vitamin. Dari vitamin yang terkandung di dalamnya, kekebalan tubuh akan meningkat.
Tidak harus yang mahal, sayuran atau buah-buahan yang dapat dikonsumsi untuk meningkatkan sistem imun ada brokoli, bayam, jeruk, pepaya, dan lain sebagainya.
2. Minum Air Putih yang Cukup
Karena tidak merasa haus, banyak orang yang akhirnya tidak mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Padahal, dalam sehari setidaknya tubuh memerlukan 2 liter cairan. Selain dari minuman, asupan cairan tubuh juga didapatkan dari makanan berkuah atau berair sekitar 20 persen.
Perlu diingat, kebutuhan cairan tubuh antara orang dewasa dan bayi berbeda. Karena komposisi cairan dalam tubuh bayi mencapai 70-80 persen, pada usia ini mereka membutuhkan asupan cairan lebih banyak dari orang dewasa.
3. Tidur Efektif
Manusia dianjurkan untuk tidur setidaknya 8 jam per hari. Namun karena tingkat kesibukan yang tinggi, seringkali mereka tidak dapat memenuhi waktu tidur tersebut. Jika demikian, setidaknya bangun kebiasaan tidur efektif.
Tidur yang efektif merupakan cara jitu untuk mengembalikan tenaga dengan cepat. Rasa lelah pada tubuh bisa menghilang setelah istirahat yang efektif meski tidak sampai 8 jam sehari. Ketika waktu istirahat tercukupi, tubuh tidak mudah terserang penyakit.
4. Mengenakan Masker Saat Beraktivitas di Luar Ruangan
Kondisi udara di Jakarta yang buruk mengharuskan masyarakat mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Meski bagi orang yang belum terbiasa mengenakan masker cukup mengganggu, tetapi cara ini terbilang efektif untuk menghindari infeksi saluran pernapasan.
Selain itu, hindari terlalu sering menyentuh area wajah dengan tangan yang kotor. Usahakan mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer sebelum menyentuh area wajah agar virus dan bakteri tidak mudah menginfeksi.
Dari penjelasan Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro, polusi udara Jakarta bisa berkurang saat terjadi hujan. Mengapa begitu? Sebab air hujan melarutkan zat-zat beracun yang tersebar di udara.
Lebih lanjutnya, ia juga menuturkan bahwa penanaman pohon juga menjadi solusi terbaik tetapi belum diketahui berapa jumlah pohon yang perlu ditanamkan untuk mengurangi polusi udara Jakarta.
Baca Juga:
- Nenek 60 Tahun Divonis 5 Tahun Penjara Usai Terima Paket atas Nama Sang Anak, Ternyata Isi Ganja 17 Kg
- Pilu! Kisah Sultan Rif’at Alfatih Leher Terjerat Kabel Semerawut hingga Tak Bisa Bicara
- Jadwal Timnas Indonesia U-23 Pekan Ini: Lawan Malaysia di Piala AFF U-23
- Hasil Al Ittifaq vs Al Nassr: Ronaldo Absen, Tuan Rumah Menang 2-1
- Hasil Arema FC vs RANS Nusantara FC: Skor 0-1, Singo Edan Semakin Tenggelam
Jangan sampai ketinggalan informasi terkini seputar teknologi dan tutorial terbaru dari Iuwashplus.or.id: