Niat Puasa Ramadhan Dan Waktu Untuk Berniat yang Tepat

Iuwashplus.or.id | Di bulan yang sarat ampunan serta keberkahan yang dikenal sebagai Ramadhan, salah satu ibadah terutama yang wajib dijalani ialah puasa. Melaksanakan puasa di bulan Ramadhan dalam tradisi Islam memegang arti mendalam, yaitu menjaga diri, baik fisik maupun jiwa, dari segala jenis makanan, dosa, dan tindakan negatif guna meraih kebaikan secara materi dan spiritual, demi mencapai ridha Allah.

Tak hanya kepentingan puasa di bulan Ramadhan, persiapan dan niat pun sangat vital. Layaknya setiap ibadah yang dikerjakan, niat puasa juga perlu dilakukan dengan benar dan komprehensif. Selain itu, sahur sebagai bagian esensial dalam bulan Ramadhan turut memberi nuansa kebahagiaan yang lebih intens.

Jika kamu bertanya mengenai cara meniatkan puasa selama Ramadhan, kapan waktu yang tepat untuk niat puasa, atau kapan sebaiknya membaca doa niat puasa, maka kamu dapat menghapus keraguan seputar puasa dengan 5 langkah yang telah kita siapkan untuk kalian dalam artikel ini dan mempersiapkan diri untuk menjalani puasa sebelum Ramadhan tiba!

Bagaimana cara meniatkan puasa dalam bahasa Indonesia? Apa yang perlu diucapkan saat meniatkan puasa? Bagaimana langkah meniatkan puasa? Apakah bisa membatalkan niat puasa setelah mulai berpuasa? Atau apakah puasa tetap diterima meski tanpa niat? Semua jawaban bisa kalian temukan dalam artikel ini. Yuk, kita simak bersama!

Bagaimana Niat Puasa Ramadhan?

Bagaimana Niat Puasa Ramadhan

Niat merupakan langkah awal dalam menjalani ibadah bagi umat Muslim. Sangat penting untuk memahami cara meniatkan puasa dengan benar, sebab niat mencerminkan kesadaran seseorang dalam beribadah dan kesiapan untuk melaksanakannya dengan tulus.

Menurut pandangan para ulama, niat yang dijalani dengan tulus hati lebih berarti dibandingkan niat yang hanya diucapkan. Menyantap sahur menandakan tanda niat berpuasa, namun penting pula untuk mengungkapkan niat secara verbal.

Waktu ideal untuk meniatkan puasa ialah ketika sahur. Setelah mengonsumsi sahur, kamu dapat meniatkan diri dengan sepenuh hati untuk memulai puasa. Selain mengucapkan niat secara lisan, cobalah untuk meresapi makna di balik niat tersebut agar puasa yang dijalani semakin bermakna dan memberikan manfaat spiritual yang lebih besar.

Sebagai Muslim, kita perlu mengingat bahwa niat merupakan fondasi ibadah. Dengan niat yang tulus dan sepenuh hati, kita akan merasakan keberkahan puasa serta lebih mudah menjalankannya sesuai dengan ajaran agama. Jadi, jangan lupa untuk selalu memperbarui niat dalam hati sepanjang bulan Ramadhan dan menjadikan puasa sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Bagaimana cara niat berpuasa ramadhan dalam bahasa Arab?

Ketika hilal bulan Ramadan terlihat, kita sebaiknya menyatakan dalam hati bahwa kita akan berpuasa sepanjang bulan Ramadan ini, qurbatan ilallah ta’ala (untuk mendapatkan diri dengan Allah). Disarankan untuk menghadap ke arah Ka’bah atau Kiblat, mengangkat tangan ke langit, lalu mengucapkan doa berikut:

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ ، والسَّلامَةِ والإِسْلامِ ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى ، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ

Bacaan Latin: Allaahumma ahillahu ‘alaynaa bil-amni wal-eemaani, was-salaamati wal-islaami, wat-tawfeeqi limaa tuhibbu watarḍaa, rabunaa wa rabbuk-allaahu

Artinya: Ya Allah, biarkan bulan ini menjadi masa damai, iman, keselamatan dan Islam, serta selaras dengan semua yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah.

Abu Huraira (ra) melaporkan bahwa Rasulullah (saw) bersabda: “Setiap kali kamu melihat hilal baru (bulan Ramadan), maka berpuasalah. Dan setiap kali kamu melihat hilal baru (bulan Syawal), maka berbukalah. Dan jika langit berawan bagimu, maka puasalah selama tiga puluh hari.” (Saheeh Muslim).

Setelah kita makan sahur, pastikan untuk berhenti makan 10 menit sebelum adzan, kemudian kita membaca doa niat puasa ramadhan pendek dengan doa berikut:

وَبِصَوْمِ غَدٍ نَّوَيْتَ مِنْ شَهْرِ رَمَضَا

Bacaan Latin: Wa bisawmi ghadinn nawaitu min shahri ramadan

Artinya: Saya berniat untuk berpuasa esok hari di bulan Ramadan

Doa niat puasa ramadhan yang sering digunakan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Bacaan Latin: Nawaitu sauma ghadin ‘an adaa’i fardhi shahri ramadhana hadzihissanati lillahita’ala

Artinya: Saya berniat berpuasa pada hari esok untuk menunaikan fardhu puasa Ramadan tahun ini karena Allah Ta’ala.

Makan sahur adalah sunah dan menundanya juga sunah. Ini yang akan memperkuat puasa umat Muslim dan mengurangi kesulitan puasa. Ini juga akan mengurangi rasa haus dan lapar.

Rasulullah Shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Makanlah sahur, karena di dalamnya terdapat berkah.”

Bagaimana cara niat berpuasa ramadhan dalam bahasa Indonesia?

Kalian dapat mengucapkan, “Saya niat berpuasa pada hari ini untuk Allah swt. Saya bertujuan menjalankan ibadah puasa Ramadhan.” atau “Aku berniat untuk berpuasa hari ini untuk mendapatkan ridha Allah.”

Selain itu, mengingat bahwa selama bulan Ramadhan tidak diperkenankan untuk menunaikan puasa sunnah atau puasa lainnya selain puasa wajib, maka niat puasa wajib perlu diperbaharui setiap hari sepanjang bulan suci ini.

Kendati demikian, jangan lupa bahwa niat yang tulus dan ikhlas merupakan hal yang lebih utama daripada mengucapkan niat itu sendiri. Oleh karena itu, selain mengungkapkan niat dengan kata-kata, usahakan untuk meresapi makna di balik niat tersebut agar puasa yang kamu jalani semakin bermakna dan membawa manfaat spiritual yang lebih besar.

Dengan begitu, puasa Ramadhan tidak hanya menjadi momen menjalankan kewajiban, tetapi juga menjadi proses mendekatkan diri kepada Allah dan menguatkan iman kita sebagai umat Muslim.

Apakah Boleh Membatalkan Puasa?

Apakah Boleh Membatalkan Puasa

Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan sebelum dan selama bulan Ramadan adalah tentang apakah berpuasa dapat dibatalkan atau tidak? Setiap puasa yang dilakukan selama bulan Ramadan, yang dianggap sebagai bulan ibadah dan bulan Al-Quran, dianggap sebagai ibadah yang berbeda.

Oleh karena itu, jika tidak ada masalah kesehatan atau alasan yang memaksa, maka membatalkan atau mengubah niat sebelumnya selama bulan Ramadan tidak dianggap benar. Jika seseorang membatalkan niat berpuasa tanpa alasan yang wajib, maka harus mengganti puasa tersebut dan membayar kafarat.

MUI (Majelis Ulama Indonesia) memberikan penjelasan tentang membatalkan puasa tanpa niat, “Jika seseorang membatalkan puasanya karena alasan yang sah seperti perjalanan atau sakit, maka hanya perlu menggantinya. Namun, jika seseorang makan atau minum tanpa sengaja seperti ketika berkumur-kumur atau makan semacam bahan yang tidak umum dimakan, maka hanya perlu menggantinya dan tidak perlu membayar kafarat.”

Orang yang Lupa Niat Puasa, Apakah Puasanya Tetap Diterima?

Seperti ibadah lainnya, langkah pertama dalam beribadah bagi umat Muslim adalah memberi niat, menjawab pertanyaan bagaimana memberi niat puasa dengan benar akan menjadi sangat penting dalam melakukan ibadah ini. Memberi niat artinya sadar akan ibadah yang akan dilakukan dan siap secara hati untuk melaksanakan ibadah tersebut.

Dalam pandangan para ulama agama, memberikan niat dengan tulus dari hati merupakan hal yang paling penting saat melakukan puasa, meski bangun sahur menunjukkan tanda niat berpuasa, namun mengucapkannya dengan lisan juga sangat penting. Selain itu, untuk setiap hari di bulan Ramadhan yang ingin berpuasa, niat harus dilakukan secara terpisah.

Saat yang paling tepat untuk memberi niat puasa adalah saat sahur. Jika kalian memberi niat setelah selesai makan sahur, maka itu bisa menjadi awal yang baik untuk memulai puasa. Namun, jika kalian tidak bangun untuk sahur, dan menyadari saat bangun pagi, kalian tetap dianggap telah berniat. Selain itu, memberi niat puasa untuk bulan Ramadhan berlaku hingga satu jam sebelum waktu sholat Dzuhur (asalkan tidak melakukan tindakan yang melanggar puasa).

Jika seseorang melupakan untuk memberi niat puasa, Jawabannya adalah “tidak sah” menurut MUI (Majelis Ulama Indonesia). Jelas dijelaskan bahwa “memberi niat adalah salah satu syarat sahnya berpuasa. Berpuasa tanpa memberi niat tidak dianggap sah. Meski memberi niat dalam hati sudah cukup, tetapi disarankan juga mengucapkannya dengan lisan. Bangun sahur juga termasuk memberi niat.

Selama waktu sahur, makan dan minum harus berhenti. Pada saat yang tepat, kalian bisa memberi niat, membersihkan mulut, dan menyaksikan dimulainya puasa. Memberikan niat segera setelah doa sahur diucapkan merupakan pilihan yang tepat, tanpa harus terburu-buru.

Faq

Berapa kali kita mengucapkan niat puasa?

Mengucapkan niat puasa dilakukan sekali dalam setiap awal bulan Ramadhan. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa niat merupakan bagian penting dari setiap amalan ibadah, termasuk puasa. Dalam Al-Quran, niat sering dihubungkan dengan konsep ikhlas, atau keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah.

Begitu juga dengan hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu (tergantung) pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, meniatkan puasa di awal bulan Ramadhan menjadi sebuah elemen yang crucial dalam menjalankan ibadah puasa.

Mengenai empat Imam Mazhab, mereka juga sepakat bahwa mengucapkan niat puasa cukup dilakukan sekali di awal bulan Ramadhan, dengan beberapa perbedaan dalam detailnya. Imam Hanafi dan Maliki menekankan bahwa niat puasa harus diucapkan pada malam hari sebelum fajar, sementara Imam Syafi’i dan Hambali memperbolehkan niat diucapkan pada malam atau pagi hari, asalkan sebelum tergelincir waktu dhuha.

Namun, ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa mengucapkan niat puasa di setiap malam Ramadhan adalah lebih baik, karena menegaskan tekad kita dalam menjalankan ibadah puasa dan menjaga keikhlasan hati.

Kita diharapkan untuk selalu menjaga niat dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah puasa, baik dengan mengucapkan niat sekali di awal bulan Ramadhan atau di setiap malamnya. Semoga jawaban ini membantu kalian dalam memahami lebih lanjut mengenai niat puasa.

Apakah boleh niat puasa pake bahasa indonesia?

Boleh jadi, niat puasa menggunakan bahasa Indonesia diperbolehkan. Sebab, dalam Islam, yang paling penting adalah niat yang ada di dalam hati seseorang ketika melakukan ibadah. Niat merupakan ungkapan dari keinginan kita untuk menjalankan perintah Allah SWT, dan bahasa yang digunakan dalam mengungkapkan niat tidak harus dalam bahasa Arab.

Dalil yang dapat kita gunakan sebagai referensi adalah hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim: “Sesungguhnya setiap amal itu (tergantung) pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” Hadits ini menunjukkan bahwa niat adalah hal yang paling fundamental dalam setiap amal perbuatan, termasuk puasa.

Selain itu, beberapa ulama kontemporer juga berpendapat bahwa niat puasa dalam bahasa selain Arab diperbolehkan, asalkan seseorang memahami makna dari niat tersebut. Dalam konteks ini, menggunakan bahasa Indonesia sebagai medium dalam mengucapkan niat puasa tidak menjadi masalah, selama kita memahami makna dari niat tersebut.

Namun, perlu diingat bahwa meskipun niat puasa dalam bahasa Indonesia diperbolehkan, kita tetap diharapkan untuk mempelajari dan memahami ajaran Islam dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Arab. Hal ini bertujuan agar kita dapat lebih memahami esensi dan keindahan ajaran Islam secara lebih mendalam.

Jadi, dengan demikian, mengucapkan niat puasa dalam bahasa Indonesia adalah hal yang diperbolehkan. Namun, tetaplah penting bagi kita untuk belajar dan menghargai bahasa Arab sebagai bahasa yang digunakan dalam Al-Quran dan Hadits.

Apa yang membatalkan niat puasa?

Beberapa hal yang membatalkan niat puasa di antaranya:

  1. Makan dan minum secara sengaja – Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah (2:187), dijelaskan bahwa kita diperintahkan untuk makan dan minum sebelum fajar hingga tiba waktu Maghrib. Jika seseorang makan atau minum secara sengaja setelah waktu imsak hingga Maghrib, puasanya menjadi batal.
  2. Berhubungan intim – Al-Quran Surat Al-Baqarah (2:187) juga menjelaskan bahwa berhubungan intim dengan pasangan sah dilarang selama puasa. Jika seseorang melakukannya, puasanya batal, dan ia harus mengganti puasa serta membayar kaffarah (tebusan) sesuai ketentuan syariah.
  3. Mengeluarkan mani dengan sengaja – Menurut Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa jika seseorang mengeluarkan mani dengan sengaja, baik melalui onani atau mimpi basah, puasanya batal.
  4. Haid dan nifas – Dalam Hadits Riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa wanita yang sedang haid atau nifas tidak diperkenankan untuk berpuasa. Mereka harus mengganti puasa yang terlewat pada hari-hari lain setelah Ramadhan.
  5. Muntah secara sengaja – Dalam Hadits Riwayat Abu Dawud, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa jika seseorang muntah secara sengaja, puasanya batal.
  6. Menyuntikkan makanan atau minuman ke dalam tubuh – Beberapa ulama berpendapat bahwa jika seseorang menyuntikkan makanan atau minuman ke dalam tubuh, puasanya batal. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa menyuntikkan makanan atau minuman ke tubuh sama dengan mengonsumsinya secara langsung.

Itulah beberapa hal yang membatalkan niat puasa, beserta dalil-dalil yang relevan. Semoga informasi ini membantu kalian dalam memahami lebih jauh mengenai puasa dan hal-hal yang dapat membatalkannya.

BACA JUGA: