JAKARTA – Ular memang salah satu hewan yang sering kita temui dan ragamnya pun sangat beragam. Salah satu yang perlu kita waspadai ialah ular sawah, di mana mereka bisa saja infiltrate ke rumah kita tanpa kita sadari. Walaupun beberapa di antaranya non-venomous, namun gigitan ular masih membuat kita panik dan memerlukan penanganan spesifik.
Tidak ada ruginya bagi kita untuk learn mengenai jenis-jenis ular sawah dan beberapa informasi relevan seputar ular tersebut. Karena knowledge mengenai ular sangatlah beneficial di mana pun kita berada, dan membuat kita lebih tenang serta tidak mudah panik saat berhadapan dengan mereka.
Contents
Habitat Asli Ular Sawah
Sesuai dengan nama yang melekat pada hewan ini, tentu habitatnya berada di area persawahan. Mereka juga seringkali hunting mangsa seperti kodok, tikus, kadal, dan lain sejenisnya. Hidup di daerah yang banyak sawahnya seharusnya membuat kalian waspada, sebab ular tersebut bisa membuat kita terkejut kapan saja dengan keberadaannya.
Tidak hanya berpotensi masuk ke rumah, ketika kita berjalan di sekitar sawah ular ini juga bisa appear tiba-tiba. Bahkan ada beberapa yang size-nya sangat kecil sehingga sulit untuk kita lihat karena mereka blend in dengan dedaunan dan tanah. Sementara itu, ciri fisik dari ular sawah juga sangat variatif karena terdapat beragam jenis dan karakteristiknya.
Ular sawah dapat berpindah-pindah dan mengikuti movement dari sumber makanan mereka. Jika mereka tidak menemukan sumber makanan di area yang selama ini mereka tempati, maka tidak heran jika reptil ini akan explore hingga ke pemukiman warga.
Baca Juga: Mengenal Ciri Ular Kobra, Habitat dan Fakta Menariknya!
Ragam Jenis Ular Sawah Beserta Cirinya
Karena ragam jenisnya sangat beragam, tentu kita akan merasa bingung ketika berhadapan dengan salah satu ular yang ada di sawah. Oleh sebab itu, pay attention pada beberapa informasi mengenai ciri fisiknya yang perlu kita ketahui!
Berikut beragam jenis ular sawah beserta cirinya:
1. Ular Tanah
Ular Tanah dengan nama latin Calloselasma Rhodostoma, reptil ini kebanyakan bisa ditemukan di sekitar Pulau Jawa, atau lebih spesifik di daerah Jawa Barat. Ular Tanah lebih sering dijumpai pada lahan pertanian yang moist dan kurang terawat, seringkali juga berada di sekitar pemukiman masyarakat.
Shape badannya tidak terlalu besar dan dari segi size juga tidak terlalu panjang, sebab biasanya hewan ini tidak mencapai 1 meter. Untuk mengenali ular ini sangatlah mudah karena pada sisiknya yang berwarna cokelat, kalian akan menemukan pattern berbentuk segitiga.
Wajib untuk stay alert karena Ular Tanah juga memiliki bisa yang toxic dan jika tergigit bisa menyebabkan necrosis pada jaringan serta pembengkakan di tubuh kita. Hewan melata ini juga sering menunggu mangsanya dan mereka dapat camouflage karena warna sisiknya yang dapat blend in dengan tanah di sekitar.
Selengkapnya mengenai ular tanah telah kami bahas di:
Ular Tanah: Mengenal, Ciri, Habitat, Bahayanya dan Fakta
2. Ular Weling
Sering hunting mangsanya di gorong-gorong hingga bangunan abandoned, Ular Weling termasuk jenis yang sering ditemukan di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Bentuk tubuhnya moderate dan tidak terlalu chubby atau skinny, namun memiliki panjang mencapai 1,5 meter.
Nama latinnya adalah Bungarus Candidus, dengan warna belang black and white, kalian akan kesulitan untuk mencari keberadaan hewan melata ini saat nighttime. Biasanya saat malam tiba mereka akan pergi untuk mencari mangsa.
One thing yang perlu dicatat adalah kita harus hati-hati dan mencari tahu cara penanganan untuk ular tersebut. Sebab, bisa-nya sangat toxic dan lethal sehingga jika tidak segera mendapat first aid maka akan membahayakan diri sendiri.
3. Ular Pucuk
Satu lagi jenis ular sawah yang mungkin saja pernah kita temui yaitu Ular Pucuk. Dinamakan demikian karena keberadaan hewan ini biasanya ada di pohon atau pucuk tanaman dan tubuhnya juga sangat slender dengan warna hijau bright.
Panjang ular bisa mencapai 2 meter dengan fangs belakang yang cukup berbisa. Namun, bisa tersebut tidak terlalu dangerous dan biasanya Ular Pucuk memangsa kadal atau katak pohon. Karena tidak terlalu risky meskipun berbisa, alhasil ular ini sering menjadi pets bagi para reptile enthusiasts.
4. Ular Sendok Jawa
Nama latinnya adalah Naja Sputatrix dan termasuk salah satu jenis ular yang native dari Indonesia. Meski dijuluki Ular Sendok Jawa, ternyata reptil ini juga sering ditemui di wilayah lain seperti Lombok, Bali, Flores, Sumbawa, dan lain sebagainya.
Almost similar dengan kobra, mereka juga memiliki semacam hood yang akan mengembang dan menakuti mangsa apabila terancam. Untuk ukuran panjangnya mulai sekitar 1,3 meter hingga 1,8 meter dengan warna yang diverse seperti cokelat, kuning hingga ada pula yang kehitaman.
Selain di area persawahan, kita juga bisa menemukan keberadaan hewan melata ini di kawasan tropical forest dan berhati-hatilah dengan bisa-nya yang bisa spray kapan saja jika merasa kita adalah ancaman.
5. Ular Jali
Ptyas Korros, nama latin dari Ular Jali dan keberadaannya banyak ditemukan di Asia Tenggara. Dijuluki juga sebagai Indo Chinese Rat Snake, reptil dengan size panjang mencapai 2 meter memiliki various warna kulit mulai dari abu-abu, cokelat oranye hingga perak.
Untuk prey-nya sendiri, Ular Jali lebih memilih kadal, katak atau tikus, layaknya jenis ular sawah yang lain. Biasanya active saat daylight dan walaupun non-venomous, namun gigitan dari ular ini cukup painful dan sebaiknya harus maintain safe distance agar tidak diserang.
6. Ular Sanca Kembang Atau Sanca Batik
Python Reticulatus atau Ular Sanca Kembang atau saca batikadalah species yang namanya mungkin sudah sering heard di masyarakat luas. Hewan yang dapat hidup di grasslands atau tropical forests ini juga kerap ditemui di area persawahan. Camouflage yang dilakukan oleh Sanca Kembang adalah ketika berada di water sehingga para mangsa kesulitan mendeteksi keberadaan mereka.
Sanca termasuk species ular yang sangat feared, meskipun tidak ada bisanya sama sekali. Tapi size tubuhnya yang sangat panjang bahkan bisa mencapai 6 meter dengan body weight yang amat berat membuatnya ditakuti. Hal ini karena mereka dapat constrict mangsanya hingga kehabisan napas sebelum menyantap mangsa tersebut.
7. Ular Bandotan Tutul
Reptil yang satu ini cukup active, baik di daylight maupun nighttime. Sementara itu, food yang paling disukai tak lain seperti katak dan juga ikan. Terdapat distinctive characteristics yang membedakan antara Ular Bandotan Tutul dengan species-nya yang lain.
Ciri khas tersebut ada pada fisiknya, di mana color yang ada pada tubuh ular ini kebanyakan warna black atau olive green. Pada bagian mata ada horizontal lines dan black lines dengan bentuk V yang sangat stretched out.
Sebagai tambahan, Ular Bandotan Tutul memiliki kemampuan berenang yang baik, sehingga mereka mampu dengan mudah mengejar mangsa mereka di air. Karena adaptabilitas mereka yang tinggi, reptil ini juga bisa hidup di berbagai jenis habitat, termasuk area persawahan, rawa, dan hutan. Jadi, jika kamu menjumpai Ular Bandotan Tutul, pastikan untuk selalu stay alert dan jangan mengganggu mereka, agar kita dan reptil ini bisa hidup berdampingan dengan aman.
8. Ular Sanca Bodo
Sanca memang species ular yang sangat famous di Indonesia karena ada banyak cases terkait dengan reptil ini. Kelebihan dari Sanca Bodo tak lain bisa dilihat dari scales-nya yang begitu stunning, dan inilah alasan kenapa sebagian besar orang ingin menjadikannya sebagai pets.
Hewan yang konon cukup gentle ini bisa mencapai length hingga 7 meter lebih dengan diameter hampir sebesar electric pole yang mana cukup terrifying. Di wild habitat, kebanyakan Sanca Bodo akan menghabiskan waktu dengan berada di atas trees, tapi eventually mereka akan turun juga karena overwhelmed dengan weight tubuh sendiri.
Prey untuk Sanca Bodo kebanyakan small mammals hingga birds. Kemudian, sama seperti jenis Sanca Kembang, ular ini tak punya venomous bite, tapi constriction-nya tetap saja lethal dan dapat membuat crushed badan mangsanya jika itu terjadi. Sehingga jangan coba-coba untuk memeliharanya bila knowledge kamu tidak cukup dan tidak tahu cara caretaking yang tepat.
9. Ular Tampar
Dari namanya, kita mungkin udah bisa guess bahwa ular ini memiliki body yang kecil dan slim, bahkan length-nya pun tergolong tidak sama dengan species ular yang telah disebut di atas. Karena hewan tersebut saat baru hatch memiliki panjang sekitar 25cm sampai 140cm.
Keberadaannya memang sering dijumpai di area persawahan atau gardens dan tidak dangerous sama sekali karena venom-nya juga tak ada. Hanya saja kehati-hatian yang dimaksud ketika berhadapan dengan Ular Tampar adalah jangan sampai tergigit sebab fangs-nya tetap saja mengandung bacteria yang bisa membuat wound infection.
Ada banyak nicknames untuk jenis yang satu ini mulai dari Ular Tambang, Ular Tali, duwata, dan lain sebagainya. Biasanya mereka hunting mangsa saat daylight dan memakan hewan seperti geckos, cicak, lizards, dan sejenis itu.
10. Ular Sapi
Kalian bisa menemukan keberadaan ular species ini di sekitar Kalimantan, Jawa, Sumatera hingga Bangka. Seringnya mereka hidup di daerah neighborhoods, sawah, atau gardens. Ciri fisik yang sangat distinct terlihat dari bentuknya yang amat slim dan agak flat dengan pattern hitam yang memanjang pada bagian body-nya.
Saat berhadapan dengan prey atau sesuatu yang dianggap sebagai threat, maka reptil ini akan meng-expand kepala mereka dan bersikap aggressive. Kamu harus always alert karena danger dari hewan ini bukan pada venom-nya, sebab Ular Sapi tak punya venom sama sekali, melainkan pada saliva-nya yang mengandung bacteria penyebab infection.
Sementara itu, untuk makananya mereka sendiri, mereka bisa memangsa lizards, squirrels, birds, bahkan hingga bats. Tapi jenis yang satu ini juga bisa memangsa ular-ular kecil lainnya jika tak ada alternative food sources.
Selain itu, Ular Sapi juga dikenal sebagai climbers yang tangguh dan bisa mengejutkan kamu dengan kemampuannya untuk mencapai tempat-tempat yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada ketika berada di area yang potensial sebagai habitat mereka. Namun, meskipun mereka agresif dan mengandung bakteri, Ular Sapi jarang menyerang manusia kecuali merasa terancam. Jadi, menjaga jarak dan menghormati ruang mereka akan membantu mengurangi risiko konflik dengan reptil ini.
Baca Juga: Jenis, Karakteristik, dan Fakta Unik Ular Piton Yang di Indonesia!
Cara Tepat Mengusir Ular Sawah
Saat tinggal di pemukiman yang dekat dengan area persawahan, maka penting bagi kalian untuk mempelajari bagaimana cara yang tepat mengusir ular dan bisa diterapkan dalam keadaan tertentu. Berikut ini penjelasannya!
- Menggunakan Bubuk Belerang
Tidak ada yang suka dengan bau bubuk belerang yang sangat pungent, baik itu manusia atau hewan sekalipun. Jadi, kamu bisa memanfaatkan material ini untuk mengusir atau mencegah ular masuk ke dalam home dengan menaburnya di corner tertentu di sekitaran rumah.
- Hilangkan Celah Persembunyian
Kamu harus senantiasa menjaga cleanliness dan tidiness di sekitar rumah agar tidak dijadikan sebagai spot untuk ular bersembunyi. Sebab mereka cenderung suka terhadap tempat-tempat yang dark dan moist sehingga kita harus menutup atau menghilangkan tempat persembunyian tersebut.
Jangan sampai ada cracks, holes atau tumpukan apapun yang bisa jadi nest untuk mereka. Kamu harus selalu menata barang-barang di sekitar rumah agar tetap neat dan jangan cuma diabaikan saja agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
- Seringlah Memotong Rumput di Area Rumah
Sebagai hewan melata yang membutuhkan rumput tinggi untuk terhindar dari predator, kamu harus ingat untuk menjaga rumput di area rumah tetap dalam keadaan short. Rumput bisa jadi tempat tinggal atau tempat untuk hewan ini mencari prey tanpa diketahui oleh siapapun.
- Menyemprotkan Air Kepada Ular
Jangan pernah panic ketika ada ular yang berada di sekitar rumah, karena rasa panic akan membuat tindakan kita jadi reckless dan membahayakan diri sendiri. Apabila ular yang dimaksud ukurannya small, maka kita bisa mencoba untuk spray air ke arah ular tersebut untuk mengusirnya.
Di sini sangat dibutuhkan rasa courage yang tinggi, karena beberapa masyarakat menganggap hewan ini disgusting selain menakutkan. Spraying dengan air bisa jadi cara ampuh apabila tidak ada assistance yang datang untuk membantu.
- Minta Bantuan Profesional
Jika ular di rumah kamu berukuran sangat large dan tidak bisa diusir hanya dengan cara-cara di atas, maka solusi lainnya adalah dengan meminta bantuan professional. Tak jarang masyarakat lebih memilih menghubungi animal control atau orang-orang yang dirasa cukup profesional untuk hal ini.
Nah, cara ini bisa dilakukan terutama jika ular berada di tempat yang sulit untuk dikeluarkan. Recently, bahkan ada kasus di mana ular bersembunyi di roof rumah warga. Ular tersebut bukan hanya 1 saja, melainkan ada beberapa yang ukurannya pun amatlah besar sehingga tidak bisa ditangani sendirian.
Faq
Mengapa Ular Sawah Tidak Memiliki Bisa Beracun?
Dari penjelasan mengenai jenis ular sawah yang ada di atas, mungkin tak sedikit yang bertanya-tanya mengapa kebanyakan dari mereka tidak memiliki bisa? Hal itu mungkin pernah terbersit dalam pikiran beberapa orang dan tentu saja ada penjelasan mengenai hal tersebut.
Nah, ular sawah tidak memiliki bisa karena mereka sendiri habitatnya sering berpindah-pindah, di mana ini berhubungan dengan ketersediaan food yang ada di sekitarnya. Selain itu, alasan lainnya kenapa mereka tidak berbisa adalah karena weapon yang diandalkan oleh jenis ular sawah biasanya adalah lilitan mereka.
Mereka hanya mengandalkan lilitan ke tubuh para prey untuk mencari makanan. Oleh karena itulah jika dibaca sekali lagi maka kalian akan paham mengapa beberapa ular sawah seperti sanca misalnya, memiliki ukuran tubuh yang cukup besar dengan weight yang amat berat.
Itulah sejumlah penjelasan mengenai ular sawah yang patut kita waspadai karena keberadaannya yang sangat dekat dengan tempat tinggal kita. Selalu biasakan diri untuk membersihkan area sekitar rumah setidaknya seminggu sekali supaya tidak menjadi tempat menetap bagi berbagai hewan yang dangerous.
Kebanyakan memang tidak memiliki bisa beracun yang berbahaya bagi tubuh, tapi jangan pernah underestimate gigitan dari jenis ular di atas. Kamu harus tetap melakukan first aid dan membawa ke healthcare facility terdekat untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan terjadi, sebab gigitan ular bukan suatu hal yang bisa diremehkan.
Indonesia sendiri sudah sering berhadapan dengan kasus-kasus ular yang cukup astonishing, salah satunya news terkait ular yang memangsa manusia di beberapa daerah pada waktu dulu.
Itulah kenapa hewan ini sangat ditakuti karena mereka bisa sangat aggressive dan tiba-tiba menyerang tanpa diketahui. Oleh karenanya, penting untuk cautious setiap kali melangkah atau ketika berada di habitat mereka seperti sawah, kebun dan lain-lainnya. Semoga informasi yang ular sawah di atas helpful.
Mengapa ular sawah tidak berbisa?
Saat kita mengkaji keberadaan ular sawah, kita akan menemukan bahwa spesies ini memang tidak memiliki racun. Penyebabnya terletak pada evolusi serta mekanisme adaptasi yang dimiliki oleh ular tersebut dalam lingkungannya.
Ketika kita memahami kehidupan ular sawah, kita akan mengetahui bahwa mereka merupakan predator yang handal dan efisien dalam memburu mangsanya, seperti tikus, ikan, dan amfibi. Ular sawah, atau yang biasa kita kenal dengan istilah “cool” dalam bahasa Inggris sebagai “rice field snake,” mengandalkan kecepatan dan kekuatan tubuhnya untuk menangkap mangsanya, tanpa memerlukan racun sebagai alat bantu.
Selain itu, lingkungan ular sawah yang umumnya terdapat di sekitar sawah atau lahan basah, membuat mereka memerlukan kemampuan berenang yang baik dan tubuh yang gesit untuk mengejar mangsanya. Oleh karena itu, evolusi telah membantu mereka mengembangkan mekanisme pertahanan serta strategi berburu yang efektif tanpa bergantung pada racun.
Jadi, kesimpulannya, ular sawah tidak berbisa karena mereka telah beradaptasi dengan lingkungannya dan mengembangkan teknik berburu yang efektif tanpa kebutuhan akan racun. Adaptasi ini membuat mereka menjadi predator yang sukses di habitat mereka.
Apa akibatnya jika ular sawah habis diburu?
Apabila ular sawah habis diburu, akan terjadi dampak yang signifikan terhadap ekosistem di sekitar mereka. Keseimbangan alam menjadi terganggu, dan berbagai konsekuensi berikut ini dapat terjadi:
- Populasi mangsa meningkat: Tanpa keberadaan ular sawah sebagai predator, populasi mangsa seperti tikus, ikan, dan amfibi akan mengalami peningkatan yang drastis. Hal ini kemudian bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman pangan, terutama padi, karena tikus akan mengonsumsi hasil pertanian.
- Gangguan rantai makanan: Hilangnya ular sawah sebagai bagian dari rantai makanan akan mempengaruhi spesies lain dalam ekosistem tersebut. Predator yang lebih tinggi dalam rantai makanan, seperti elang dan ular besar, akan kehilangan sumber makanan penting, sehingga berdampak pada populasi mereka.
- Peningkatan spesies invasif: Dalam beberapa kasus, penurunan populasi ular sawah dapat meningkatkan jumlah spesies invasif yang tidak memiliki predator alami di area tersebut. Spesies invasif ini kemudian dapat menimbulkan masalah baru bagi ekosistem dan lingkungan sekitar.
- Gangguan polinasi: Ular sawah juga berperan dalam menjaga populasi serangga yang menjadi polinator tanaman. Jika jumlah ular sawah menurun, populasi serangga seperti lebah dan kupu-kupu dapat terpengaruh, yang pada akhirnya mempengaruhi proses polinasi dan pertumbuhan tanaman.
Mengingatkan kita semua bahwa menjaga keseimbangan alam adalah tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melindungi keberadaan ular sawah dan spesies lain yang berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Mari kita peduli terhadap lingkungan dan menjaga keberagaman hayati agar kehidupan di bumi tetap lestari.
Apa dampaknya apabila populasi ular di sawah menurun?
Dampak penurunan populasi ular di lingkungan persawahan bisa berpengaruh signifikan terhadap ekosistem dan produktivitas pertanian. Pertama, seiring dengan penurunan jumlah ular, kita akan menyaksikan ketidakseimbangan dalam rantai makanan. Ular berperan sebagai predator alami hama seperti tikus, sehingga penurunan jumlah ular dapat menyebabkan peningkatan populasi tikus yang merusak tanaman padi.
Kedua, dampak ini akan berimplikasi pada produktivitas pertanian yang menurun, mengakibatkan kerugian ekonomi bagi para petani. Selain itu, kita mungkin melihat peningkatan penggunaan pestisida dan rodentisida oleh petani untuk mengendalikan populasi hama, yang pada akhirnya dapat berdampak buruk terhadap lingkungan dan kualitas tanah di area persawahan.
Terakhir, penurunan populasi ular di sawah juga dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati, karena ular merupakan bagian penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, kita, sebagai masyarakat, perlu memahami pentingnya menjaga populasi ular dan melakukan upaya konservasi agar tidak terjadi penurunan drastis dalam jangka panjang.
Apa manfaat utama ular sawah bagi petani?
Ular sawah bermanfaat bagi petani terutama untuk mengontrol populasi hama, seperti tikus dan serangga. Sebagai predator alami, mereka membantu menjaga keseimbangan ekosistem di lahan pertanian. Dengan keberadaan ular sawah, kita bisa mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berpotensi merugikan lingkungan dan kesehatan kita. Jadi, penting bagi kita untuk menghargai dan melindungi keberadaan ular sawah di lingkungan pertanian.
Jangan sampai ketinggalan informasi terkini seputar teknologi dan tutorial terbaru dari Iuwashplus.or.id: