Iuwashplus.or.id, Jakarta – Google kini menghadapi tuntutan hukum dari Epic Games, developer game mobile terkemuka. Persidangan ini merupakan lanjutan dari rangkaian gugatan antimonopoli yang telah Google terima di berbagai wilayah seperti Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.
Menurut laporan dari CNBC International pada Selasa (7/11/2023), persidangan yang akan berlangsung pekan ini menempatkan Google dalam sorotan atas tuduhan praktik tidak adil terhadap pengembang aplikasi pihak ketiga di Android.
Persidangan antara Google dan Epic Games akan menjadi titik krusial bagi masa depan platform Android. Epic Games telah menuntut agar dapat memasang toko aplikasinya sendiri secara pre-installed di perangkat Android.
Hal ini berpotensi mengizinkan pengguna untuk mengunduh game tanpa melalui toko aplikasi Google.
Apple Juga Mengalami Hal yang Serupa

Di sisi lain, Apple, yang juga menghadapi tuntutan serupa, memperhatikan dengan seksama perkembangan kasus ini karena implikasi yang mungkin timbul terhadap App Store.
Pengembang aplikasi menudahkan bahwa Google dan Apple mengambil komisi yang tidak adil dari pendapatan in-app payment. Mereka juga merasa kesulitan untuk berkomunikasi langsung dengan pelanggan akibat kebijakan kedua raksasa teknologi tersebut.
Saat ini, Google mengambil komisi antara 15-30% dari transaksi pembayaran dalam aplikasi.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Google, 99% dari pembayaran tersebut dikenai potongan 15%, sementara hanya 1% yang terkena komisi 30%.
Perdebatan ini pertama kali memanas pada Agustus 2020 ketika Epic Games mengupdate game Fortnite langsung melalui aplikasinya, sehingga menghindari sistem pembayaran toko aplikasi. Akibatnya, Epic Games dihapus dari toko aplikasi milik Google dan Apple.
Menurut sumber dalam yang merujuk dari laman resmi perusahaan, Epic Games akan bersaksi bahwa meskipun Google mengizinkan sideloading, atau pengunduhan aplikasi Android di luar toko resmi, praktik ini tidak efektif karena dominasi Google di pasar membuat pengguna kesulitan mendapat akses aplikasi dari sumber eksternal.
Sebelumnya, persidangan Epic Games melawan Apple telah digelar pada tahun 2021 dan awal tahun ini, dengan Epic kalah dalam 9 dari 10 tuduhan.
Kasus Epic Games melawan Google diperkirakan akan mengikuti pola yang serupa, namun dengan keistimewaan bahwa Google memperbolehkan sideloading, sebuah praktik yang tidak diperbolehkan oleh Apple.
Kasus ini tidak hanya akan menentukan hubungan antara pengembang aplikasi dan platform-platform besar seperti Google dan Apple, tetapi juga berpotensi mengubah cara pengguna mengakses dan mengunduh aplikasi pada perangkat Android mereka di masa depan.
Jangan sampai ketinggalan informasi terkini seputar teknologi dan tutorial terbaru dari Iuwashplus.or.id: